Kamis, 31 Oktober 2013

Renungan 2 --- Selftalk

Sebuah pepatah berbunyi gini,
Dia yang mengeluh adalah dia yang tak pernah bisa bersyukur,padahal tanpa dia sadari, karunia dari Tuhan telah dia nikmati setiap hari.
Aku menyadari dalam hidup aku sering banget ngeluh. Susah dikit, ngeluh. Cemas dikit, ngeluh. Lemah. Terlalu banyak mengeluh bikin aku lupa sama nikmat Allah yang ga akan bisa aku hitung, nikmat Allah yang lebih dari 1 triliyun jumlahnya. Mungkin ini nasehat yang lebih cocok untuk diriku sendiri.
Berhentilah mengeluh. Perhatikan ada banyak hal yang seharusnya disyukuri. Panca indera yang lengkap : mata, telinga, kedua mata yang bisa melihat betapa indahnya warna warni pelangi. Ingatkah kamu saat dua tahun yang lalu, saat tangan kananmu tidak dapat berfungsi normal akibat infus? Kamu menangis di kamar mandi karena harus melakukan segala hal dengan tangan kirimu. Sekarang setelah Allah kembalikan tangan kananmu menjadi normal, kenapa tidak kau syukuri?
Beberapa bulan lalu aku ikut seminar dan motivator mengatakan, seringnya nikmat datang tanpa kita sadari, makanya kita lupa untuk bersyukur. Misalnya udara yang kita hirup setiap hari, jantung yang memompa sendiri tanpa harus kita atur. Kedengarannya sepele, kenapa? Karena kita mendapatkan itu secara mudah, Allah kasih itu secara gratis. Tapi, ada berapa banyak orang yang harus ngabisin puluhan juta untuk beli oksigen? Dalam hal kerja jantung, coba bayangin seandainya cara kerja jantung tidak seperti sekarang, misalnya jantung harus dipompa sendiri. Pas lagi ngobrol sama temen, ketawa ketiwi, eehhh lupa kalo jantungnya belum kita pompa heheh.
Begitu banyak nikmat Allah, tapi kadang kita tidak ingat untuk mensyukurinya. Begitu banyak nikmat Allah sampai kita lupa bagaimana cara bersyukur, lupa bagaimana berterimakasih padaNya. Saat senang, kita lupa bahkan untuk sekedar mengucapkan hamdallah, seakan-akan kebahagiaan yang ada itu karena kehebatan kita. Padahal semua terjadi atas seizin Allah. Saat sulit adalah saat dimana kita juga seringkali lupa untuk bersyukur, lupa atas nikmat Allah yang sangat banyak, semua nikmat Allah menjadi tidak terlihat dan bukan menjadi hal yang luar biasa karena masalah yang sedang kita hadapi. Kita menjadi marah, menjadi kecewa yang berlebih. Padahal, apa hak kita untuk marah padaNya, Tuhan yang sudah memberikan jutaan kebahagiaan dalam hidup? Kita seringkali marah atas hal-hal yang tak teraih dan mengabaikan hal-hal yang sudah kita miliki. Padahal bisa jadi, yang kita inginkan itu bukanlah sesuatu yang akan menjadi nikmat jika kita mendapatkannya. Maksudku, bisa jadi apa yang lepas dari genggaman kita bukan hal yang bisa membuat kita bahagia, sebahagia bila hal tersebut lepas dari genggaman kita. Hmm begini, kadang kita harus melepaskan sesuatu yang kita sukai untuk memberikan kesempatan pada sesuatu hal yang lebih baik datang. Jadi intinya bisa jadi lepasnya sesuatu dari genggaman itu bisa jadi juga merupakan sebuah nikmat yang harus kita syukuri. Karena bisa jadi kalo kita dapet hal itu, malah bikin kita susah di kemudian hari atau bla bla bla yang kita ga pernah tau, karena kita emang gatau apa-apa. Manusia hanya diberikan pengetahuan yang sedikit dan Allah yang Maha Tahu.
Hmm aku gatau sih yaa, sebenarnya aku juga ga ngerti tentang hal-hal beginian sebenarnya. Pengalaman gagal tes kerja kemaren-kemaren seenggaknya menjadi media bagiku untuk lebih menyadari banyak hal. Kecewa berat jelas aku alami tapi mungkin jika aku tidak mengalami kejadian kemarin-kemarin itu, mungkin aku akan lupa bagaimana cara bersyukur, mungkin aku tidak melihat nikmat Allah yang sangat banyak jumlahnya. Aku percaya banget kalo Allah ga akan menelantarkan hambaNya. InsyaAllah. Bahkan nyamuk. cacing atau semut pun telah Allah jamin rejekinya, telah Allah cukupkan kebutuhannya.
Dipikir-pikir manusia itu memang susah ditebak yaa.. Lagi senang-senang lupa, lagi sulit juga lupa. Manusiawi sebenarnya, begitulah manusia. Tapi kita bisa belajar untuk selalu bersyukur, setidaknya dari hal-hal prikitil yang kecil-kecil aja. Kalo bangun tidur, alhamdulillah masih dikasih umur dan nafas oleh Allah. Berapa banyak orang yang tiba-tiba dipanggil Allah saat tidurnya dan tidak pernah bangun di pagi hari. Ketika lagi mandi, alhamdulillah masih diberikan kecukupan air sama Allah, berapa banyak orang yang harus jalan mendaki gunung lewati lembah untuk dapetin seember air.. Waktu lagi ngaca, terus nyengir alhamdulillah melihat deretan gigi yang tersusun rapi, bikin kita bagus kalo lagi senyum atau ketawa. Meskipun mungkin sebagian dari kita punya sususan gigi yang tidak rapi, tapi berapa banyak orang yang giginya ompong, padahal masih muda. Bukan karena dia ga ngerawat giginya, tapi emang bawaan dari lahir, mungkin dia malu kalo diledek-ledek temennya, atau mungkin dia minder? Alhamdulillah kita ga seperti itu. Saat lagi makan, megang sendok, alhamdulillah masih punya jari-jari yang lengkap. Berapa banyak orang yang jari tangnnya ga lengkap. Jempolnya ga ada, atau jari telunjuk, atau yang lain, baik bawaan dari lahir atau karena musibah, tentu mereka kesulitan megang sendok dengan kokoh. Tidak seperti kita yang gampang megang sendok buat makan atau pulpen buat nulis. Saat kita (maaf) buang angin, alhamdulillah. Berapa banyak orang yang harus bauyar mahal ke rumah sakit untuk ngeluarin gas dalam perutnya karena ga bisa keluar secara normal. Alhamdulillah kita tidak seperti itu. Sepele memang, dan konyol. Tapi justru hal-hal sepele itulah yang sering terlupakan, yang kadang sebenarnya yang sepele itu penting, tapi terabaikan. Bukankah hal-hal besar seringkali berawal dari hal-hal sepele. Jika ingin ditambahkan nikmat-nikmat yang lebih besar oleh Allah, sesuai yang kita harapkan, belajarlah mensyukuri hal-hal kecil yang kita punya. Dengan begitu, Allah percaya bahwa kita tidak akan pernah lupa padaNya saat kita diberikan nikmat yang besar dan banyak, supaya ketika diberikan nikmat yang lebih besar dan lebih banyak, kita tidak lupa bagaimana caranya bersyukur karena kita sudah terbiasa mensyukuri hal-hal kecil.
Barang Siapa yang mensyukuri nikmat Ku maka akan kutambahkan nikmat kepadanya, dan barang siapa yang mengingkari sesungguhnya Azab Ku sangat pedih (QS. Ibrahim : 7)

"Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu beruntung." (Al-A'raf 7:69).

Mari belajar bersama, mulai dari sekarang ya, guys :)
tigapuluhsatuoktoberduaributigabelas

Sabtu, 26 Oktober 2013

Renungan 1---Kontemplasi

Katanya, dalam meraih sukses itu ada 3 hal yang perlu kita lakukan. Pertama, usaha. Kedua, doa dan ketiga, pasrah. Melakukan yang pertama dan kedua itu bisa dibilang cukup mudah. Kita berusaha sekeras kita mampu dan berdoa, memohon pada Allah. Meskipun kita ga pernah tahu kualitas doa kita seperti apa hehe. Tapi, melakukan yang ketiga itu yang menurutku paling susah. Tidak mudah menyerahkan hasil kepada Allah seratus persen. Ibaratnya, kita udah usaha, udah doa. Idealnya, kita dapet apa yang kita mau. Tapi kadang Allah berkata lain, tapi kadang kita masih suka maksa. Iya ga sih? Aku iya, kadang. hehehe. Contohnya gini, waktu tamat SMA, aku pengen banget kuliah di Unpad. Aku belajar mati-matian, doa kenceng banget tapi pas Allah berkata lain, aku sempet ga ikhlas. Atau misalnya kasus orang lain nih ya.

Coba kita ambil dari kasus di sinteron atau FTV (nonton sinetron juga kadang berguna loh ahahaha). Dalam hal jodoh, kita pengen yang begini, yang begitu. Intinya kita naksir si doi nih yaa. Usaha udah, doa udah. Ehh si doi ga jadi sama kita, kita masih suka maksa atau ngarep-ngarep. Wajar sih, toh kita manusia biasa yang berharap, berusaha dan bisa kecewa jika mengalami kegagalan. Ini yang bikin kita jadi maksain apa yang udah Allah tentuin buat kita. Padahal kita ga pernah tahu kalo setiap hal yang kita alami dalam hidup itu semuanya atas ijin Allah., udah di desain sedemikian rupa olehNya yang benar-benar terbaik untuk kita. Kadang kita ga percaya, kalo Allah selalu tahu apa yang terbaik untuk kita dan pasti kasih kita yang terbaik. Tidakkah kita percaya, bahwa ALlah tidak akan pernah tega merugikan hambaNya? Astaghfirullah.

duapuluhenamoktoberduaributigabelas

Senin, 21 Oktober 2013

Selamat Menempuh Hidup Baru, sahabatku :)
Semoga menjadi keluarga yang dirindukan surga, sakinah, mawaddah, wa rahmah, dikaruniai keturunan yang soleh dan solehah, langgeng dan bahagia selalu aamiin yaa Robbal 'alaamiin.

duapuluhoktoberduaributigabelas

Sabtu, 19 Oktober 2013

Beauty Contest

Wow.. I always like watching Putri Indonesia, Miss Indonesia or something like that. I like to see how beautiful the contestants during the show, how smart they are when answering every questions had given by jury, and how elegant they are in every motion from standing, walking, smiling, waving ujtil speaking. And when they perfomed pretentiously, all the people look very interesting. They look like a queen, which is every woman wanna be a queen hahaha

duaseptemberduaributigabelas
Hallo sodara-sodara, saya mau curhat. Hari ini saya mengikuti seleksi kerja sebuah bank. Tes hari ini adalah tes toefl. Ini adalah tes yang menakutkan bagiku. Bagi yang sudah membaca postinganku sebelumnya pasti tau alasannya. Ya, beberapa bulan lalu aku pernah gagal masuk seleksi perusahaan telekomunikasi pada tes toefl. Bagaimana dengan hari ini? satu kata : entahlah. Aku tidak tahu hasilnya akan seperti apa, yang jelas tes hari ini terasa lebih sulit dibandingkan yang waktu itu. Kali ini aku sudah benar-benar berada di titik pasrah. Jika nanti aku lolos, itu adalah benar-benar pertolongan Allah yang Maha Baik. Tapi jika tidak, itu juga adalah pertolongan dari Allah yang Maha Baik karena aku yakin Allah sedang membantuku menemukan yang terbaik diantara yang baik-baik. Karena Allah yang Maha Baik akan memberikan yang terbaik. Ketika usaha telah dilakukan, doa senantiasa dipanjatkan, maka pasrah dan berserah adalah satu-satunya langkah pelengkapnya. Biar Allah yang memutuskan, menyetujui, dan memudahkan setiap jalan yang kita tempuh. Wallahu'alam bisshowwab.

Itu catatan yang aku tulis pada duapuluhtigaagustusduaributigabelas lalu. Kemudian tanggal duapuluhtujuhoktoberduaributigabelas aku mendapat kabar mengejutkan bahwa aku lolos tahap Toefl dan dinyatakan boleh mengikuti interview user di Jakarta keesokan harinya. Rasa senang berlebih, waktu yang sempit dan segudang persiapan lain yang begitu menyibukkan, membuatku lupa bersyukur kepada Allah. Aku lupa bahwa yang terjadi hari itu adalah murni bantuan Allah, karena aku merasa sangat tidak yakin saat tes di akhir agustus lalu.
Aku menulis ini, tidak berarti ingin mengingat kejadian lalu atau membuka luka lama*bahasanyaaa hahaha.. Tapi karena aku sudah berniat saat itu jika Allah meloloskan aku tahap Toefl maka aku akan menulis kejadian ini di blog, untuk mengingatkan diriku sendiri dan mengingatkan orang-orang bahwa apapun yang dianggap manusia sulit dan dirasa tidak terjangkau, nyatanya akan sangat mudah bagi Allah. Meskipun pada akhirnya aku gagal di tahap interview tapi setidaknya lolos toefl kemarin adalah nikmat dari Allah yang harus aku syukuri :)
...supaya kamu jangan berduka cita dengan apa yang luput darimu, dan jangan terlalu gembira dengan apa yang diberikan-Nya kepadamu (QS 57:23)

sembilanbelasoktoberduaributigabelas

Jumat, 18 Oktober 2013

chocolate !

tujuhbelasoktoberduaributigabelas

Bye

..karena sebagian besar isi blog ini tidak membawa manfaat bagi orang lain, tapi aku masih pengen nulis maka kuputuskan untuk tetap menulis di blog tapi menghapus link blog ini di facebook hahaha.
Bye.

tujuhbelasoktoberduaributigabelas

Takut

Aku sudah tidak mampu lagi, bahkan untuk sekedar berharap saja aku takut.

sembilanoktobersduaributigabelas

sebut saja "Tanpa Judul"

Mungkin ini saatnya aku introspeksi diri. Apa yang salah? Apa yang kurang? stelah banyak hal yang kulewati di belakang. kegagalan dan kesedihan. Aku rindu diriku saat masih kecil dulu, di saat memiliki luka yang belum kering, tetapi sudah bersemangat untuk berlari tanpa memikirkan sakitnya. Kini aku lelah untuk berlari, bahkan untuk sekedar berdiri aku butuh pegangan. Aku butuh sandaran dan dalam tangisan panjang malam ini, hanya kepadaMu aku berserah. Engkau Maha Baik, pasti memberikan yang terbaik, karena aku sudah berada di titik pasrah, di titik pasrah terdalam. Aku sedih, jika memang ini jalanku, aku harus menerimanya. Tapi aku ingin menerimanya dengan kelapangan hati, bukan dengan keterpaksaan atau karena tidak ada pilihan.
Sedari awal aku menyadari, ikhtiar ini bisa berakhir bahagia atau tidak. Sebuah resiko dari perjalanan kita tidak pernah tahu bagaimana jalan yang akan kita lalui. Seberapapun kukatakan bahwa aku siap, aku tetap saja gamang saat menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasiku. Apakah itu wajar, bukankah aku manusia biasa?Apakah itu yang dialami jutaan manusia lain di bumi ini saat mengalami hal serupa? Tapi dari setiap kejadian yang serupa aku belajar untuk tidak berekspektasi terlalu tinggi, atau bagaimana cara untuk menghindari lubang yang sama agar tidak lagi-lagi terjatuh. Ada rasa penyesalan mendalam, kenapa tidak kukatakan saja semuanya saat itu. Tapi apakah hasilnya akan lain? Atau sama seperti ini?
Kini aku harus menggantungkan harapan pada diriku sendiri tanpa harus berharap pada siapapun, kecuali Allah.

sebelasoktoberduaributigabelas