Selasa, 22 Maret 2016

Tanpa Kartu Kredit

Morning..
Hari ini aku ngeliat temen kantor ditelpon sama pihak bank, terkait dengan kredit macet. Serem yaa.. Aku semakin mantab ingin hidup tanpa kartu kredit. Meskipun sometimes memudahkan sih kartu kredit itu tapi… Hmm.. Ya Allah lindungi aku dari dari hutang dan kartu kredit, dan mohon cukupkan rezekiku dan keluargaku untuk memenuhi segala kebutuhan kami. Aamiin.

duapuluhduamaretduaribuenambelas
 

Hari Terlama zzzz

Kamu pernah ga sih dalam satu hari ngerasa kayak hari itu lamaaaaa banget. Hari ini Selasa, 22 maret 2016, hari ini terasa lama sekali. Mulai dari pagi hari, pas aku siap-siap berangkat kerja. Padahal udah ngerjain ini dan itu tapi pas liat jam masih jam 5.45. kirain udah jam 6! Terus di kantor lebih parah. Bolak balik liatin jam, nunggu waktu istirahat dan pulang lama banget. Asli lama, dari 5 menit ke 5 menit berikutnya lama banget. Terus percaya atau engga nih ya, pas aku liat jam, selang beberapa detik, detik jam berikutnya itu lama, lebih dari satu ketukan detik.

duapuluduamaretduaribuenambelas

Smile :)

Emang bener yaa, orang yang senyum itu enak dilihat. Aku punya temen kantor, yang maaf, meski tidak terlalu cantik dan memiliki kekurangan pada wajahnya, tapi dia sangat ramah. Ini bikin mukanya enak dilihat, karena setiap bertemu, dia selalu tersenyum, bahkan menyapa. Sudah sebulan aku disini, tidak pernah aku melihatnya bermuka murung atau cuek saat bertemu. Jadi mukanya enak dilihat. Ternyata begitu yaa the power of smile ;) So, lets smile and share happiness around you.
 
duapuluhduamaretduaribuenambelas

Jumat, 18 Maret 2016

PHK

Awal tahun ini kita begitu dikejutkan dengan berita pemutusan hubungan kerja yang dikarenakan adanya penutupan beberapa pabrik besar yang selama ini kita tahu telah menyerap banyak tenaga kerja. Berita sedih itu begitu mempengaruhi orang banyak, tidak saja mereka yang berada di perusahaan tersebut, tetapi juga kita semua yang mungkin berada di bisnis yang berbeda karena mengkhawatirkan buruknya kondisi ekonomi yang mungkin terjadi. 

Kita melihat bahwa kondisi ekonomi belakangan ini memang berada dalam situasi yang tidak terlalu menggembirakan. Harga minyak terus-menerus berada dalam posisi terbawah dalam sejarah. Daya beli masyarakat juga menurun. Kita mengerti bahwa biaya terbesar yang perlu ditanggung oleh perusahaan adalah biaya sumber daya manusia. Karenanya, bila situasi keuangan perusahaan sedang sulit, secara otomatis efisiensi langsung mengarah ke angka biaya SDM.

Kita terkadang lupa akan “ongkos” PHK yang tidak terukur secara kasatmata seperti menurunnya spirit karyawan yang tersisa. Mereka dituntut untuk bekerja multitasking menutup jabatan yang kosong, padahal mental mereka pun sedang jatuh dipenuhi dengan rasa waswas dan takut, mengkhawatirkan kapankah giliran mereka. Alih-alih mengembalikan kondisi keuangan ke arah yang sehat pasca-PHK, bisa-bisa malah semakin memperburuk situasi yang terjadi.

Bagaimana perusahaan bisa menjaga kualitas pekerjaan secara profesional untuk bangkit dari keterpurukan bilamana ‘mesin produksinya’ sudah tidak lagi berfungsi secara optimal. PHK mungkin memang perlu dilakukan bilamana kita sudah terlanjur merekrut karyawan yang tidak bisa dikembangkan, mau seenaknya saja dan menyebarkan aura negatif. Tidak ada salahnya kita memangkasnya agar yang tersisa hanyalah karyawan yang benar-benar berkontribusi secara positif.

Ketika Amerika mengalami resesi yang menghantam bisnis penerbangan, hanya ada satu perusahaan yang dengan yakin menyatakan tidak akan mengadakan PHK di perusahaan tersebut. Sampai saat ini pun, Southwest Airlines dikenal sebagai perusahaan yang tidak pernah melakukan PHK. Dari awal masa krisis, Herb Kelleher sudah meyakinkan karyawannya bahwa Southwest tidak akan melakukan PHK, tetapi setiap karyawan harus bekerja ekstra keras. Demi efisiensi, Kelleher berinisiatif untuk menjual salah satu pesawatnya. Semua rute pesawat dijalankan seperti biasa hanya dengan mengoperasikan 3 pesawat yang tersisa.

Bagaimana mereka dapat melakukan ini? Waktu parkir pesawat dipangkas lebih cepat, antrean diperbaiki, manajemen tempat duduk di buat lebih praktis. Penumpang diberi informasi mengenai perubahan manajemen waktu ini. Mereka malah berpartisipasi dan ikut ‘bermain’ dalam upaya efisiensi ini. Bahkan, ketika bisnis sudah mulai membaik, waktu parkir pesawat Southwest selama 23 menit tetap yang tercepat, hampir separuh dari waktu parkir pesawat lain. Sekarang Southwest merupakan perusahan penerbangan nasional terbesar di Amerika. Pesawat yang berjumlah 4 buah, sekarang sudah berkembang menjadi 500, yang menghubungkan 64 kota di Amerika dan dilayani oleh 34.000 karyawan

Memotong ongkos tidak sama dengan upaya “survival”

Istilah-istilah manajemen sumber daya manusia seperti downsizing, right-sizing, atau restructuring sungguh perlu dipertimbangkan. Dengan PHK kita ibarat mengamputasi anggota tubuh yang sangat penting, dan menyisakan bagian tubuh lain untuk bertahan hidup. Alangkah tragisnya. Kita sering lupa pada tujuan kita menjalankan bisnis. Mengapa kita merekrut karyawan, memperbesar jumlah karyawan? Banyak pengusaha enggan memikirkan awal cerita perekrutan ini ketika biaya SDM menekan. Apakah kita memang mau menjaga agar perusahaan tetap going concern? Apakah kita tidak belajar dari krisis-krisis yang lalu bahwa masa down ini akan berakhir dan kemudian muncul matahari kecerahan pasar baru? Apakah tidak terlambat ketika pasar sudah menantang, kita baru mulai merekrut baru, dan mendidik karyawan baru?

Ini masalah keyakinan 

Sebenarnya secara kasat mata kita bisa membedakan perusahaan yang memiliki keyakinan akan pentingnya sumber daya manusianya dengan yang tidak. Letak perbedaannya ada pada keyakinan pimpinannya, dan small talks yang beredar di seputar perusahaan. Secanggih-canggihnya bisnis perusahaan, bila manajemen tidak menghargai manusia sebagai sumber daya yang bisa bertenaga dan hidup bahkan berkapasitas ekstra, kita tidak bisa berharap banyak terhadap pengembangan SDM-nya.

Banyak pimpinan yang sebenarnya meyakini bahwa sekali kita melakukan PHK, sulit bagi kita melenting kembali. Pertama-tama, karena biasanya tenaga-tenaga yang baik pun akan bersiap untuk pergi. Kedua, bisa jadi yang tertinggal adalah individu yang kurang berinisiatif. Jadi, apakah PHK meningkatkan laba? Apakah PHK bisa menyelamatkan perusahaan? Apakah kita bisa membangun loyalitas dan tidak kehilangan kredibilitas? Lebih baik kita memikirkan bagaimana memotong ongkos lain, dengan staf yang berspirit kuat untuk meningkatkan mutu mereka masing-masing. Herb Kelleher menyatakan, dan sudah membuktikan: “The facts seem clear. Layoffs are mostly bad for companies, harmful for the economy, and devastating for employees”.


Eileen Rachman & Emilia Jakob
EXPERD
Character Building Assessment & Training