Ini telah memasuki awal September dan saya telah melewatkan beberapa momen penting (setidaknya untuk saya) selama akhir Agustus sampai dengan hari ini. Maksudnya begini, saya melewatkan hari ulang tahun saya (hahaha), melewatkan seminggu terakhir Ramadhan tahun ini dan lebaran Idul fitri Ramadhan tahun ini. Semuanya terlewatkan tanpa saya mencatatnya, tanpa saya mengabadikan setiap momen dalam tulisan, seperti biasanya.
Oke, tidak apa-apa. Saya akan sedikit kilas balik momen - momen tersebut *hahaha, maksa banget ga sih? udah lewat padahal wkwkwk..
Ulang Tahun ke 21
Ulang Tahun ke 21
Ulang tahun saya yang keduapuluhsatu bisa jadi sangat biasa atau biasa jadi berbeda. Saya menyebutnya biasa karena tepat di hari ulang tahun saya kehilangan suara indah saya *prettt* karena serangan batuk yang berawal dari panas dalam ringan yang terabaikan. beberapa menit sebelum saya menginjak 21, saya terbangun, terbatuk-batuk , keluar kamar, minum, kemudian balik lagi ke kamar. Saya berusaha tidur tetapi tidak berhasil. Jadi saya diam saja di atas kasur sampai tidak terasa HP pun berbunyi sebuah SMS masuk. Selang semenit kemudian, atau dua menit, entahlah saya lupa yang jelas tidak lama setelah itu kembali berdering. Ucapan selamat ulang tahun. Lalu saya tertidur. Pagi - pagi saya dan keluaga mungkin terlalu sibuk dengan persiapan mudik. Yaa pada hari itu saya mudik ke Tegal bersama keluarga dan saudara saya. Jadi satu hari itu terlewatkan dengan perjalanan panjang menuju tegal yang terkena macet.
Idul Fitri 1432 H
Lebaran tahun ini saya dan keluarga berada di Tegal. Ketika terjadi perbedaan pandangan jatuhnya ! Syawal, untuk pertama kalinya saya dan keluarga mengikuti pandangan Muhammadiyah. Tidak ada unsur apapun sebenarnya dan menurut saya tidak masalah. Muhammadiyah ataupun NU, setiap perbedaan pandangan mereka dalam menentukan jatuhnya hilal yang selama ini seringkali terjadi tidak harus membuat umat Islam pecah bukan? Yang penting setiap pandangan memiliki sumber atau pijakan yang jelas, bukan asal-asalan dan bukan yang bertentangan dengan Alquran. Tetapi memang tidak bisa dipungkiri, Lebaran versi NU lebih banyak diikuti oleh masyarakat Indonesia. Jadi, malam takbiran ketika saya dan keluarga berlebaran masih terasa sepi. Begitupun ketika pagi hari solat Ied. Meskipu tidak bisa dikategorikan sangat amat sepi, tapi terasa tidak seperti biasa. Biasanya, lebaran di Tegal sangat ramai. Malam takbiran banyak kembang api dimana-mana, banyak takbiran keliling sambil mukulin bedug dan lain-lain. Keramaian ini baru terasa ketika tangga 31 Agustus, lebaran hari kedua bagi saya hehehe..
Begitulah, dua momen penting yang ingin saya ulas *hahaha, ga penting juga sih sebenarnya wkwkwk..
Tapi saya hanya ingin bersyukur kepada Allah yang masih memberikan saya kesempatan hingga saya masih bisa sampai di usia duapuluhsatu. Saya juga masih diberikan oleh Allah kesempatan menyelesaikan Ramadhan serta Lebaran tahun ini. Saya melewati keduanya dalam keadaan yang sehat tidak kurang suatu apapun. Saya melewatinya masih dalam keadaan berbahagia. Saya masih bisa berkumpul bersama keluarga dan saya masih bisa merasakan kegembiraan mengingat banyak orang - orang di luar sana yang melewati momen ulang tahun dan lebaran mereka dengan keadaan yang memprihatinkan.
Semoga Allah masih memberikan saya kesempatan untuk memanfaatkan setiap detik nafas yang diberikan menjadi lebih berarti, bukan menggunakannya untuk kegiatan yang sia-sia. Semoga Allah juga masih mengijinkan saya bertemu dengan tamu agung, Ramadhan, tahun depan. Semoga saya bisa menjadi anak yang solehah, yang membahagiakan orang tua, menjadi lebih dewasa dan mendapatkan ridho Allah dalam setiap langkah. Intinya, semoga saya sukses dunia akhirat. AMIN.
*Terimakasih Allah atas segala cinta
delapanseptemberduaribusebelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar