Memang betul ya, bahwa manusia itu tidak ada puasnya. Akhir-akhir ini saya sering merasa iri dengan orang lain. Saya iri sama teman saya yang dapet beasiswa belajar ke luar negeri, saya iri sama temen saya yang udah lulus kuliah, saya iri sama temen saya yang ibadahnya bagus, rajin solat malam dan solat dhuha, iri sama temen saya yang calon pasangannya tidak merokok, iri sama orang yang udah dapet pengalaman kerja semasa kuliah, iri sama orang yang ga mudah sakit, iri sama orang yang gampang curhat, iri sama orang yang jago bahasa Inggris, sampai pada hal iri sama orang yang bisa masak ikan tanpa gosong.
Saya iri sama kelebihan orang-orang yang mungkin sebenarnya kelebihan itu juga saya punya, hanya saja saya kurang bisa mengoptimalkannya. Kadang-kadang saya berpikir ada bagusnya juga saya iri ini itu, setidaknya untuk memotivasi saya agar lebih baik. Tapi kadang-kadang saya merasa capek juga, merasa bersalah pada Allah kenapa saya tidak bersyukur saja dengan apa-apa yang saya miliki saat ini. Kenapa saya tidak melihat kelebihan yang saya punya, setidaknya bisa membuat saya lebih bersyukur. Kini, bertambah lagi objek iri saya. Saya juga iri pada orang-orang yang pandai bersyukur. Apakah saya kurang bersyukur selama ini? Tapi, saya manusia biasa juga, toh? Yang kadang-kadang melihat ke atas ketika berjalan dan menikmati keindahan di atas sana. Saya berpikir, setidaknya jika keirian saya selama ini bisa memicu saya untuk bisa lebih baik lagi, kenapa tidak? Mungkin saya hanya perlu sedikit mengubahnya menjadi penyemangat saya untuk menjadi lebih baik. Bukankah Allah menganjurkan kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan? Kalau saya cepat puas bukankah itu artinya sombong? Saya jadi merasa cepat puas kemudian menjadi lalai dan tidak lagi berusaha, padahal hidup terus berjalan dan kesempatan menajdi lebih baik itu selalu ada. Jadi intinya, mungkin saya hanya perlu membawa rasa iri saya ini menjadi pemicu saya agar berusaha lebih baik lagi, dengan catatan, saya harus tetap bersyukur dengan apa-apa yang Allah berikan pada saya selepas saya berusaha.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”
QS Ar-Ra'du :11
sembilanaprilduaribuduabelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar