Baca artikel ini dari www.hipwee.com haha kenapa semuanya sesuai sama akuu? wkwkwk. Kecuali nomor 3, karena alhamdulillah orangtua cukup adil dalam hal materi :)
Check this out !!
Pernah nggak sih kamu mengamati perbedaan sifat antara kamu, adik,
dan kakakmu? Meski wajah kalian mirip, ternyata sifat dan karakter
kalian bisa berbeda jauh. Mungkin kakak sulungmu adalah sosok yang
sangat dewasa, serius, dan sedikit bossy. Sementara adikmu punya sifat periang, sedikit bandel, dan humoris.
Kamu sendiri? Ah, sebagai anak tengah, kamu sering kesulitan menjelaskan kamu tipe orang yang seperti apa.
Tenang,
kamu nggak aneh kok. Jadi anak tengah memang susah-susah gampang. Ada
kalanya kamu kebingungan dengan posisimu dalam keluarga. Kalau lagi sama
adik, kamu bisa jadi seperti kakak sulung yang bijak dan dewasa.
Sebaliknya, kalau lagi berdua sama kakak, kamu akan berubah jadi sosok
yang sedikit manja. Iya nggak?
Nah, buat kamu yang anak tengah,
Hipwee khusus menuliskan artikel ini. Di tengah kebingungan yang kerap
kamu rasakan, semoga ini bisa bikin kamu merasa terwakili~
1. Mungkin awalnya kamu adalah anak bungsu yang diemaskan. Tapi… semuanya berubah saat kamu punya adik lagi
Saat
kamu masih kecil — saat di rumah hanya ada kamu, orangtua, dan kakakmu —
kamu adalah pusat perhatian. Bukan cuma Papa dan Mama yang menghujanimu
dengan kasih sayang, kakakmu yang turut merasa bertanggung jawab atas
hidupmu.
Semuanya berjalan begitu sempurna, sampai akhirnya…
“Kita mau punya adik lagi lhooo…”
“Yeeeey, bentar lagi Adek jadi Kakak~”
Kamu nggak
berdaya. Ya gimana, masa nyuruh Mamamu batalin kehamilan? Akhirnya,
lahirlah adik kecil yang mengambil seluruh posisimu. Kamu nggak lagi
menjadi si anak bungsu.
2. Sebagai mantan anak bungsu, kamu sedikit merasa kehilangan. Maklum, ada si baru yang jadi pusat perhatian…
Setelah kelahiran adikmu, dimulailah pergeseran posisi
yang mengubah hidupmu. Kamu yang tadinya pusat perhatian, sedikit demi
sedikit mulai tersingkir karena ada adikmu, yang lebih mungil dan lebih
lucu. Duh, cup cup…
3. Kakakmu yang paling dewasa jelas banyak kebutuhannya. Adikmu yang masih kecil jelas butuh banyak perhatian. Kamu? Jadi penonton aja deh…
Kamu : “Ma, aku mau beli buku itu dong? Teman-teman aku semua udah baca.”
Mama : “Aduh sayang, nanti dulu ya. Kakakmu lagi butuh laptop untuk ngerjain tugas. Sabar dulu ya.”
Kamu : “Oh, oke Ma.”
*hari lainnya*
Kamu : “Ma, kita ke Dufan aja yuk Ma? Aku bosan di rumah.”
Mama : “Adik kamu ngajakin ke kebon binatang, kak. Kita ke kebun binatang aja yuk? Biar adikmu tahu jenis-jenis hewan.”
Kamu : “Oh, oke Ma.”
*menghela nafas*
Sebagai anak pertama, kakakmu
akan mendapat fasilitas kelas satu. Itu karena kakakmu dipersiapkan
menjadi pelindung keluarga dan pengayom adik-adiknya kelak. Sementara
adikmu yang masih kecil butuh banyak perhatian karena dia belum tahu
apa-apa tentang dunia. Ini-itu harus diajari.
Kamu? Eng ing eng…
Karena kamu sudah lebih besar, jadi kamu dianggap sudah bisa lebih
mandiri. Tapi kamu juga belum cukup dewasa untuk diutamakan
kebutuhannya. Intinya, kamu harus ngalah sama kakakmu soal fasilitas,
dan harus ngalah sama adikmu soal kasih sayang.
4. Udah dapat barang bekas dari kakak, masih harus ngalah juga sama adik dengan alasan kamu kan kakaknya!
Adik: “Adek mau yang ijo.”
Kamu : “Tapi kan ini udah aku”
Mama : “Kakak udah dong ah, ngalah sama adiknya.”
Kamu : “Oh, oke Ma.”
Bukan rahasia kalau kamu
selalu memakai barang bekas kakakmu. Terkadang kamu pakai barang yang
ada nama kakakmu. Ya sebenarnya nggak masalah sih, selama barangnya
memang masih bisa dipakai dan mencukupi kebutuhanmu. Sudahlah dapat
barang bekas, kamu juga masih harus ngalah sama adikmu lagi. Sedihnya
tuhya udahlah.
5. Kalau kamu bersikap dewasa, kamu masih kalah dewasa dibanding kakak. Tapi kalau ngambek, kamu juga dibilang bukan anak kecil lagi dan nggak ngasih contoh baik ke adikmu. Fyuuhhh
Posisimu
pun serba salah. Saat kamu berusaha menyikapi masalah seperti orang
dewasa, kamu akan dituduh sok tau. Tapi kalau kamu kesel, lalu ngambek,
kamu juga akan dianggap kekanak-kanakan dan nggak bisa memberi contoh
yang baik untuk adikmu. Akhirnya kamu hanya bisa masuk kamar dan
bertanya-tanya:
Ya Allah, Baim harus gimana ya Allah?
6. Kakakmu sibuk banyak kerjaan, adikmu sibuk malas-malasan. Kamu harus rela jadi tumbal mengerjakan tugas-tugas mereka
“Rumahnya kok belum disapu?”
“Lho, itu kan tugasnya kakak, Ma?”
“Kakak lagi banyak tugas.”
“Adek aja deh, dia kan nggak ngapa-ngapain seharian.”
“Adek kalau lagi nonton Doraemon kan nggak bisa diganggu.”
Di
rumah, kamu nggak bisa main suruh-suruh aja, karena ada kakakmu yang
menguasai semuanya. Yang ada kamu malah yang disuruh-suruh kakakmu. Eh,
waktu kamu mau balas dendam dengan nyuruh-nyuruh adikmu, Papa Mama akan
belain dia karena dia masih kecil jangan disuruh-suruh. Akhirnya kamu
pun harus rela menjadi tumbal untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
7. Tiba saatnya kamu menemukan pendamping hidupmu yang cocok. Tapi kakakmu belum siap nikah tuh. Jadi kamu harus ngantre!
Hingga
akhirnya kalian bertiga sudah sama-sama dewasa. Saat itu mungkin kamu
sudah cocok banget sama pacarmu, dan sudah yakin untuk sama-sama
menapaki jenjang pernikahan. Eit, tunggu dulu. Di beberapa budaya lokal,
adik nggak boleh melangkahi kakaknya lho soal pernikahan. Jadi kalau
kakakmu belum nikah, ya kamu harus sabar. Pacarmu harus sabar.
Nah,
hingga akhirnya karena kelamaan, pacarmu kabur duluan. Hingga akhirnya
saat kakakmu sudah menikah, kamu justru malah jomblo. Kalau sudah
begini, keluarga jadi akan mendesak. Kalau kamu nggak segera nikah,
nanti adikmu juga nggak nikah-nikah dong? ARGH!
8. Orang atau saudara jauh akan lebih mudah mengingat si sulung dan si bungsu. Kamu? Diingat syukur, nggak juga udah biasa
Itu tuh, anak bungsunya Pak Erwin.
Oh, si Hasna ya? Kalau yang sulung siapa namanya?
Ferry.
Oh iya. Kalau yang nomer dua?
Lha? Bukannya Pak Erwin anaknya cuma dua?”
Predikat anak sulung dan anak bungsu akan jauh lebih mudah diingat daripada predikat sebagai anak tengah.
9. Akhirnya kamu bingung dengan keberadaanmu di keluarga. Kamu pernah merasa nggak dianggap?
Diantara
kakakmu yang menguasai fasilitas dan adikmu yang mendominasi kasih
sayang, kamu kebingungan menentukan identitasmu. Dibanding kakakmu, kamu
jelas kalah otoritas. Tapi kamu juga nggak bebas bermanja-manja atau
bersikap seperti anak-anak karena bagaimanapun kamu harus menjadi contoh
untuk adikmu. Kamu jadi bingung untuk bagaimana menempatkan dirimu.
Selain itu, karena perhatian orang tua seringnya terpusat pada kakak dan
adikmu, terkadang membuatmu merasa nggak dianggap di rumah.
10. Mungkin itu juga yang membuatmu merasa terasing saat di rumah, sehingga akhirnya kamu lebih suka sendirian
Kebingungan
dan rasa nggak dianggap itulah yang mungkin membuatmu merasa tersingkir
dan terasing di rumah sendiri. Karena hal ini, kamu lebih suka
menghabiskan waktu sendirian di kamar. Mendengarkan musik, atau
nonton-nonton film sendiri. Selain itu, biasanya kamu juga punya sifat
yang sangat berbeda dengan kakak dan adikmu. Setiap anak memang ingin
mendapatkan perhatian orang tua. Menjadi beda mungkin salah satu caramu
untuk mendapatkan perhatian dari orang tua.
11.Tapi tanpa kamu sadari, terlahir sebagai anak tengah membekalimu dengan hal-hal baik pula
Posisimu yang serba membingungkan sebagai anak tengah
ini, tanpa kamu sadari ikut menentukan sifat-sifat yang baik lho. Meski
ada beberapa dampak negative dari syndrome second child, tapi dampak
positifnya juga banyak.
12. Karena sudah terbiasa menghadapi karakter yang jauh berbeda, kemampuanmu beradaptasi nggak usah diragukan lagi
Karena
sudah terbiasa menghadapi kakakmu yang serba ngatur dan adikmu yang
nggak mau diatur, kamu jadi terbiasa menghadapi banyak orang.
Kemampuanmu ini membuatmu mudah menoleransi perbedaan. Nggak herankalau
di luar sana kamu punya banyak teman yang beda-beda.
13. Kamu adalah orang yang cinta damai
Karena
sama-sama keras kepala, kakakmu dan adikmu mungkin sering berantem.
Sementara kamu berada di tengah-tengah mereka harus berusaha menjadi
penengah. Peran ini akan terbawa sampai kamu dewasa. Melihat kakakmu dan
adikmu bertengkar itu menyebalkan, makanya kamu selalu berusaha menjaga
perdamaian dan menjadi penengah jika ada pertikaian.
14. Kamu juga pintar menghibur diri sendiri. Karena nggak bakal ada yang hibur kamu selain diri sendiri, hiks..
Karena
sejak kecil kamu merasa kurang diperhatikan, kamu akan punya skill
khusus untuk memperhatikan dirimu sendiri. Kamu akan terbiasa apa-apa
sendiri, dan nggak mau merepotkan orang tua. Selain itu, kamu juga jago
menghibur diri sendiri. Mungkin karena itu kamu menjadi pribadi yang
kuat dan nggak mudah menyerah.
15. Kata siapa anak tengah nggak bisa sukses karena bayang-bayang saudara? Banyak kok orang sukses yang merupakan anak tengah
Sebagai
anak tengah, kamu mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Mungkin ini
karena kamu sering menghabiskan waktu sendirian. Kata siapa masa-masa
pertumbuhan yang sulit selalu berdampak buruk untuk mada depan? Buktinya
banyak orang-orang sukses yang merupakan anak tengah. Misalnya? Bill
Gates!
Memang sih menjadi anak tengah sedikit
membingungkan, kadang malah nggak enak. Tapi nggak apa-apa. Kamu tahu
meski orang tuamu terkesan lebih perhatian kepada kakak dan adikmu,
mereka juga nggak kurang-kurang menyayangimu. Dan kakakmu ataupun adikmu
yang sering membuatmu sebal dan tersingkir, juga akan jadi orang
pertama yang datang saat kamu butuh bantuan. Bukankah begitu, hey sesama
anak tengah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar