Dunia kuliner berkembang sangat pesat. Kalo dulu
makanan hanya sebatas memuaskan lapar dan dahaga, sekarang makanan tidak lagi
hanya untuk mengenyangkan, tapi juga cita rasanya sangat diperhatikan. Oh iya,
sejak orang-orang suka selfie, wifi, atau berfoto ria lainnya, maka tampilan
makanan pun menjadi penting untuk diperhatikan saat ini. Belakangan muncul
berbagai media sosial seperti instagram dan path yang membuat orang berlomba
untuk eksis di media sosial, mengambil banyak foto, termasuk foto makanan. Hal ini
yang membuat para wirausaha berlomba untuk menghasilkan makanan yang tidak
hanya mengenyangkan dan enak, tapi juga cantik, sehingga layak tampil di
berbagai media sosial.
Tapi sayang, banyaknya makanan yang muncul,
enak, unik, dan kreatif, tidak jarang ditemukan makanan yang tidak halal untuk
dikonsumsi. Karena saya orang muslim, maka dalam agama Islam, kami tidak boleh
memakan yang mengandung babi, anjing, alcohol, serta segala hewan yang
disembelih tanpa menyebut nama Allah dan aturan lain yang telah diatur dalam
Islam. Tentu aturan ini dibuat bukan untuk menyulitkan manusia, atau bukan
untuk melarang kami memakan berbagai makanan yang enak, tapi ini untuk
kepentingan kami sendiri. Dunia kedokteran dan para ilmuwan telah membuktikan
melalui penelitian bahwa hampir semua ajaran hidup Islam terbukti benar dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jika ada yang belum terbukti, saya yakin itu
bukan karena ajaran Islam salah, tetapi karena belum ada orang/ilmu yang
berhasil membuktikan kebenarannya. Ilmu pengetahuan terus berkembang dan orang
semakin pintar, bukan?
Balik lagi ke makanan. Berbagai kuliner yang
menggiurkan banyak bermunculan. Bandung adalah kota yang terkenal dengan
kulinernya dan bagiku ini adalah surge dunia hahaha lebaaay. Saya memang termasuk
orang yang suka kuliner dan mencoba makanan baru. Namun sekarang saya mulai
selektif dalam memilih makanan, karena saya mulai menyadari bahwa kita
bertanggung jawab atas setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh kita.
"Tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram, kecuali neraka lebih utama atasnya"
HR. Tirmidzi
Ngeri? Iya. Tapi ini bukan untuk menakut-nakuti
manusia, namun untuk menjaga agar kita senantiasa berhati-hati, menjaga apa-apa
yang masuk ke tubuh kita.
Beberapa produsen, pemilik rumah makan atau
pemilik bisnis mungkin banyak yang memandang ke-halal-an suatu produk bukan
menjadi prioritas. Hmm menurutku ini bukan kesalahan mereka seutuhnya. Tapi ada
peran konsumen juga yang menjadi sebab bagi merka berlaku demikian. Banyak dari
kita (muslim) yang dengan tenang makan makanan yang kita tau, menggunakan alcohol
sebagai bahan masakannya, banyak juga dari kita yang dengan tenang makan di
suatu restoran/café yang juga menjual babi. Ini banyak, padahal kita tahu betul
babi adalah haram dikonsumsi bagi umat Islam, tidak hanya haram dikonsumsi,
tetapi juga haram disentuh. Banyak yang berpendapat, yang penting kan kita
tidak makan babinya (???). Hmm tentu kita tidak makan babinya, tapiiii apakah
kita bisa jamin bahwa mereka mengolah makanan halal dan haram secara terpisah? Apakah
mereka punya dapur tersendiri yang mengolah makanan haram? Punya wajan
terpisah? Pisau terpisah, mangkok, piring, garpu, sendok dan lain lain?
Mari bermain aman. Salah satu cara yang saya
lakukan untuk menjaga makanan yang masuk ke tubuh adalah dengan memperhatikan
label halal. Di Indonesia, label halal ada di bawah naungan Majelis Ulama
Indonesia, atau yang biasa kita kenal sebagai halal MUI. Tidak berarti saya
sudah sangat selektif dengan hanya memakan yang ada label halal MUI saja, hanya
saja saat ini saya sedang belajar untuk selektif. Meskipun banyak yang bilang,
halal MUI tidak menjamin halalnya suatu produk. Ada yang bilang untuk
mendapatkan halal MUI itu mudah, ada yang bilang label halal bisa
dibayar/disogok, dan alasan lainnya. Hal itu memang betul dan saya setuju itu. Tapi
saya rasa, kita tidak perlu men judge suatu hal secara keseluruhan hanya karena
ada oknum yang nakal. Jika ada oknum nakal di MUI, apakah itu berarti semua
anggota MUI nakal? Sama saja seperti, ada orang yang mengaku Islam tapi
korupsi, apakah lantas bisa kita katakan orang Islam suka korupsi? Tidak kan? Jadi
saya, sebagai umat Islam, maka saya anggap MUI adalah pemimpin yang berhak dan
berkewajiban memberi label halal suatu produk. Karena saya tidak akan bisa
berjuang sendirian kan?
Karena itu, saya sangat mengapresiasi tempat
makan yang ada label halal MUI nya. Nah nanti di blog ini akan saya share
beberapa tempat makan yang sudah mendapatkan sertifikat halal MUI ya, dengan
harapan ini bermanfaat dan menjadi referensi buat teman-teman pecinta kuliner,
agar bisa makan dengan tenang. Tapi yang aku tidak akan share tempat makan seperti KFC, McD dan sejenisnya yaa. Soalnya udah pada tau kan kalo mereka udah halal MUI hehe. Sekali lagi, saya masih jauuuuh dari sempurna
untuk menjaga makanan yang masuk ke tubuh saya, tapi saya sedang belajar. Jadi,
mari sama-sama belajar :)
duapuluhdelapanmaretduaribuenambelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar