Selasa, 11 Januari 2011

Antara Kesempatan dan Penyesalan

Ini cerita tentang kesempatan..


Aku ingat waktu itu hari Jumat siang menuju sore(17122010), pada pelajaran kesemen (kesehatan mental)..
Seperti perjanjian yang telah ditetapkan sebelumnya, seharusnya hari ini kami sekelas (kelas B psikologi 2008 Unisba) mengadakan persentasi kelompok. Tapi, karena satu dan lain hal yang saya juga kurang paham sebabnya, kelompok yang seharusnya tampil saat itu mendadak ga bisa persentasi..


Untuk mengisi kekosongan waktu, akhirnya Bu Endang P, dosen kesmen kami mengisinya dengan semacam diskusi. Aku suka diskusi kali ini. Banyak hal yang dibicarakan dalam waktu kurang lebih 2 jam an ini, diantaranya soal kesempatan..


"Kesempatan emas itu tidak akan pernah datang dua kali. Karena itu jangan disia - siakan. Ketika suatu kesempatan datang, kita tidak akan pernah tau itu kesempatan emas atau bukan. Makanya kalo ada kesempatan jangan ditolak, bisa jadi itu kesempatan emas dan kita menyesal karena menolaknya.."


Itu kata - kata Bu Endang P.
sederhana memang, tentang kesempatan.
Tentang peluang yang datang..


Tapi kenapa yaa, walaupun sederhana tapi kata - kata itu asa menohok banget ke aku nyaa..
Hmm,,
Mungkin karena aku baru mengalaminya?
Mungkin benar, ini karena aku baru saja melewatkan kesempatan yang datang..
Aku melewatkannya sampai suatu ketika aku sadar, bahwa aku telah melewatkan kesempatan emas..
Dan benar, aku menyesal.


Aku diberi kesempatan 6 bulan dan memberi kesempatan 1 bulan..
Sampai kesempatan itu pergi dan bisa jadi tak akan pernah kembali,
Mungkin karena bosan menunggu, mungkin karena bosan dengan ketidakpedulianku, mungkin karena aku mengabaikannya.
Sampai aku sadar, bahwa 6 bulan adalah waktu yang cukup lama, dan aku pun mengerti jika pada akhirnya kesempatan itu lelah dan pergi..


Kini, aku baru menyadari, bahwa yang barusan saja aku lewatkan adalah kesempatan emas.
Aku menyesal?
Adalah suatu kebohongan jika aku mengatakan "tidak."
Karena penyesalan memang selalu datang terlambat, bukan?
Karena penyesalan selalu datang belakangan.
Karena penyesalan selalu menjadi akhir cerita yang menyedihkan..


Tetapi sampai kapan?
Aku bertanya - tanya pada diriku sendiri, sampai kapan penyesalan ini membuatku terjatuh.
Bukankah orang yang jatuh bisa kembali berdiri tegak?
Jika aku mengalami luka, bukankah aku bisa mengobatinya?
Aku terjatuh dan cukup dua bulan saja aku merasakan lukanya.
Seandainya saja aku bisa lebih tegar, aku bisa mengobati luka itu kurang dari dua bulan dan sembuh.


Aku boleh terjatuh, kemudian aku bisa berdiri dan siap untuk berlari.
Dan itu yang akan aku lakukan sekarang..
Bismillah,
Aku akan berlari dan terus berlari, tanpa harus melihat ke belakang.
Sampai aku mencapai finish..


Terimakasih atas pembicaraan menakjubkan hari ini, Ibu Endang P..
sebelasjanuariduaribusebelas