Kamis, 24 November 2011

Patah Hati

Ini soal patah hati.
Suatu bahasan yang bisa dibilang.. sebenarnya rentan untuk dibicarakan.
Patah hati. Siapa yang ingin patah hati? Tidak ada. Tapi kadang, suatu hal yang kita hindari justru terjadi, contohnya ya patah hati.
Beberapa teman pernah bercerita tentang pengalamannya patah hati. Mereka bilang rasanya sakit sekali. Aku percaya, tentu saja. Meskipun saat itu aku belum pernah merasakannya dan berharap tak kan pernah mengecap pahitnya. Aku memaklumi jika Afgan di dalam lagunya mengatakan "pelangi pun berwarna kan kelam" itu benar. Kalau dia bilang "siang hari ku bagaikan malam" itu juga benar. Lebay memang, tapi begitulah.. Cara penyanyi solo itu mendeskripsikan patah hati memang benar begitu adanya, kata mereka yang pernah mengalaminya.
Banyak hal yang menjadi sebab patah hati, termasuk diantaranya yang sering terjadi adalah : ditolak cinta, putus pacar atau ditinggal pasangan. Apapun itu, patah hati mungkin memang bisa jadi sangat menyakitkan. Beberapa waktu kesedihan datang adalah wajar, itu adalah cara kita mereduksi kesakitan, serta cara untuk mengatasi kegelisahan. Kita butuh waktu, untuk melupakan dan menjadikan semuanya kembali normal. Kita perlu waktu untuk menetralisir dan memperbaiki hati.
Tapi bagaimana kalo kita terlalu larut dalam kesedihan? Mungkin itu yang harus diwaspadai.

Kadang-kadang kita terlalu menyesali mengapa seseorang pada akhirnya tidak memilih kita untuk menjadi pasangannya. Tapi, terkadang dia yg kita yakini kita tak akan bisa hidup tanpanya adalah orang yg akhirnya kita sadari hidup ini lebih baik tanpanya. Perasaan memang sulit untuk dikontrol, itu kenyataannya. Ketika perasaan telah berbicara dan mendominasi akan sulit bagi kita untuk melihat berbagai kemungkinan yang mungkin akan lebih membahagiakan jika saja kita bisa sedikit lebih membuka mata. Aku hanya berpikir bahwa hidup terlalu singkat jika kita hanya menangisi mereka yg telah pergi. Percayalah teman, mereka pergi agar sesuatu yg lebih baik datang.

Jika kamu patah hati karna seorang pria yang meninggalkanmu atau sebaliknya(seorang wanita meninggalkan atau tidak menerimamu), mungkin saja dia memang bukan yang terbaik untukmu. Yakin, Allah pasti sedang mempersiapkan seseorang yang akan menjadi pasanganmu kelak. Jika belum bertemu, mungkin ini hanya masalah waktu. Suatu saat akan bertemu dengan keadaan yang terbaik, dengan orang terbaik, dalam waktu dan tempat yang paling baik. 
Jangan terus tangisi dia yg bukan milikmu. Suatu saat seseorang akan berterima-kasih padanya karena telah melepasmu.

Kadang kamu harus melepaskan seseorang, bukan karena kamu tak cinta, tapi karena kamu lebih mencintai dirimu yg terus terluka. Jika kau harus putus cinta dengan kekasihmu atau ditolak cinta oleh pujaan hatimu, mungkin memang itu yang bisa membuatmu bahagia suatu saat nanti meski mungkin bukan hari ini. Mengapa harus dipertahankan jika bersamanya kamu tidak pernah bahagia?  Belajarlah tuk melepaskan hal-hal yg terus membuatmu terluka, jika kamu memang berarti baginya, ia tak akan berikan luka.  Kadang kamu harus melepaskan sesuatu yg tak pernah bisa jadi milikmu, agar kamu punya ruang tuk sesuatu yg memang milikmu.

Orang bilang, hidup ini bukan tentang berapa kali kita terjatuh, tapi tentang berapa kali kita mampu bangkit kembali. Jangan pernah menyerah. Jika seseorang mematahkan hati.mu, bukan berarti tidak ada orang lain yang bisa membuatnya pulih.
Mari kita belajar. Belajar banyak hal. Belajar melepaskan, belajar mengiklaskan dan belajarlah untuk membuka hati bagi orang di luar sana. Bukan berarti kau makhluk yang tidak setia, bukan. Buka mata, hati, telinga. Lihat sekeliling, mungkin jodoh kita begitu dekat, begitu nyata meski mungkin belum kita sadari. Terkadang kamu menangis tuk seseorang yg tak peduli padamu, hingga membuat seseorang yg peduli padamu menangis.

Begitulah, mungkin tulisan ini dibuat oleh seseorang yang belum pernah (dan berharap tidak akan pernah) merasakan patah hati. Mungkin teman-teman berpikir betapa sombongnya aku ketika aku menuliskan semua ini seakan-akan mengerti apa rasanya patah hati. Oke, aku memang belum pernah patah hati tetapi tidak berarti aku tidak bisa mengerti rasanya. Aku paham pahitnya patah hati meski mungkin yang kupahami hanyalah sebagian kecil dari kenyataan yang sesungguhnya terjadi.  Sedikit banyak aku mengerti betapa pahit rasanya patah hati dan aku pun cukup bisa mengerti seberapa besar luka yang ada.


...karena tulang rusuk tak kan tertukar :)
duapuluhempataprilduaribusebelas