Senin, 27 Februari 2012

Metpen and I

Selama semester 7 ini, tidak ada hal lain yang lebih memusingkanku sepusing aku menghadapi metpen..
Diawali di awal semester, aku sudah harus dibingungkan oleh keharusan memilih satu dari empat bidang Psikologi dan setelah melalui berbagai pemikiran panjang, maka aku mentapkan pilihan pada bidang perkembangan. Tidak ada alasan spesifik sebenarnya, kenapa aku ngambil bidang itu. Tapi mungkin, aku hanya berpikir mungkin akan sulit kalo aku milih PIO ( Psikologi Industri dan Organisasi) dalam mencari perusahaan untuk tempat penelitian. Jadi intinya, cuma karena ga mau ribet..

Dan ternyata, you know what??
Di perkembangan juga ga mudah ternyata, bahkan jauh.. jauh dan jauuhhh lebih sulit dari apa yang kubayangkan. Aku mengunjungi 3 SD, 2 SMP, 1 SMA dan 1 panti jompo untuk mencari kemungkinan fenomena yang mungkin bisa kuangkat menjadi judul. Aku mengajukan lima judul yang semuanya ditolak, kemudian aku mengajukan judul keenam dengan penuh keputusasaan tentang apa yang harus aku lakukan lagi bila judul keenam ini juga ditolak.
Coba kau bayangkan bagaimana rasanya ketika teman-temanmu telah melaju hingga bab kesekian sementara aku masih berkutat pada bab satu point pertama, yaitu Latar Belakang Masalah. Itu rasanya benar-benar menyiksa. Bahan obrolan yang hangat saat itu adalah membicaakan masalah metpen dengan bertukar pikiran mengenai teori bahkan ada yang sudah sampai alat ukur. Rasanya ingin menangis, tetapi seperti biasa aku tidak bisa dan itu membuatku semakin tidak enak. Percayakah kamu? Aku bermimpi nyaris di setiap malam ketika aku tidur dan mimpi itu tentang metpen. Mulai dari bimbingan, nyari bahan sampai forum. Hah, bisa-bisanya aku selebai itu dalam hal akademik. Aku bahkan sempat (bukan sempat sih sebenarnya, tapi udah sering banget) berencana untuk menyerah dan mengulang metpen semester depan saja. Tapi alhamdulillah Allah masih menguatkanku untuk bertahan.

Oke, kembali ke judul. Akhirnya aku memakai judul keenam. Hingga akhir pertemuan sebenarnya pembimbing tidak menyatakan persetujuannya atas judul yang kuajukan. Itu membuatku semakin galau. Forum pun tiba dan aku benar benar dalam keadaan tidak pede. Selain masalah judul yang masih gamang, diperparah oleh penulisan laporan yang ternyata hancur sekali. Banyak kata yang salah ketik, penulisan yang berantakan dan ahh rasanya benar-benar putus asa. Tetapi pertolongan Allah benar-benar dekat dan datang di saat aku benar-benar sudah lagi tidak sanggup bahkan untuk sekedar berharap. Saat itu aku hanya berharap agar lulus metpen di semester tujuh. Forumku tidak bisa disebut sukses sebenarnya tetapi setidaknya apa yang terjadi di forum saat itu membuatku tenang. Aku tidak tahu kenapa rasa tenang itu muncul, tetapi mungkin lebih tepat menyebutnya lega. Aku benar-benar lega saat itu. Pernahkah kukatakan padamu bahwa rasanya itu seperti ada duri tajam yang dicabut paksa. Sakit awalnya tetapi setelahnya sangat lega
Sekarang, hasil metpen sudah keluar. Alhamdulillahi Rabbil 'alaamiin aku ucapkan, karena Allah mengijinkan aku lulus.. Kini saatnya untuk skripsi. Semoga Allah tetap membimbingku selalu.. aamiin.
duapuluhlimafebuariduaribuduabelas