Jumat, 11 Mei 2012

Jadi anak kosan hehe

Sepertinya jadi anak kosan itu asik juga yaa..
Tinggal di satu ruangan yang sepenuhnya milik kita. Mungkin semacam punya rumah sendiri yaa.. Kita yang ngurus sendiri, yang bersih-bersih, rapi-rapi. Semua kita yang atur, semua jadi tanggung jawab pribadi.
Ini berawal dari teman saya, Yogi, menyarankan saya untuk nge like salah satu page humor berisi kumpulan humor anak kosan. Saya like, dan benar saja. Isinya lucu-lucu deh, cerita tentang kehidupan anak kosan. Saya juga ingat, waktu SMA dulu pernah baca buku yang judulnya "Anak Kos Dodol", yaa ampun saat itu juga saya jadi pengen ngekos.hahhaa..

Kemudian saya membayangkan, kalau kalau saya jadi anak kosan. Mungkin seperti ini ceritanya..
Saya bangun pagi, mungkin kesiangan, mungkin juga tidak. Tergantung apakah alarm yang berbunyi saya matikan atau tidak. Oke anggaplah saya bangun pukul lima, kemudian keluar kamar dan solat subuh. Lalu tidur lagi sampaaaiii jam 8 hahaha.

Kemudian saya beraktivitas sampai sore, lalu pulang dalam keadaan lapar dan malas keluar untuk cari makan. Saya tahan lapar, lalu tidur dan begitulah besok harinya berjalan seperti hari ini. Kalo waktu makan yaa cari makan, kalo air galon habis yaa dibeli, kalo lampu mati yaa ganti sendiri (atau minta tolong siapa saja yang berbaik hati hehe). Oiya satu lagi, berarti kalo jadi anak kosan, saya harus rajin-rajin beberes kamar. Yaa meskipun kalo tinggal sama orang tua juga beberes sih, tapi kan ada yang nyerewetin hehe.. Kalo ga ada yang ngingetin mungkin kamar kosan saya udah kayak kapal pecah. Kata ibu saya, "Tifa itu orangnya emang bersih, tapi ga rapih." *nah loh.
Hmm walaupun keliatannya mengasyikkan, tapi ternyata jadi anak kosan itu tidak semudah yang dibayangkan yahh.. Teman-teman bilang, masalah keuangan sering kali jadi topik langganan setiap kali akhir bulan. Pada awal bulan biasanya makmur, tapi ketika mendekati akhir bulan, mie bisa jadi sahabat setia. Tergantung bagaimana mereka mengatur keuangan. Kalo di awal bulannya hedon yaa, akhir bulannya susah. hehehe seru juga kayaknya yaa, bikin kita pinter ngatur keuangan..

Kalo jadi anak kosan, selain pinter ngatur keuangan, juga harus pinter jaga diri. Secara kita jauh dari pengawasan orang tua, jadi semua kita yang atur, kita yang jaga. Tapi enaknya kita udah dapet kepercayaan orang tua. Pasti kita juga ga bakal menyalahgunakan kepercayaannya hehe. Berhubung orang tua jauh, yang paling dekat yaa temen. Kalo lingkungannya baik-baik dan aman, kita udah enak. Makan beli bareng, negrjain tugas mungkin bareng.. Tapi kalo lingkungan kurang mendukung, kita harus sedikit kerja keras. hehe..

Rame juga kayaknya yah.. Apalagi akhir-akhir ini saya lagi sering main ke kosan temen saya, namanya Tari. Hampir setiap hari hehehe. Kosannya di belakang kampus dan setiap pulang, saya selalu ketemu sama anak kosan deket situ. Saya jadi membayangkan bagaimana kalo saya ada di posisi mereka, hehe. Yaa siapa tau nanti saya  jadi anak kosan, pas kerja misalnya?hehehe.. who knows?

sebelasmeiduaribuduabelas

Duka Sukhoi


Sudah dua hari belakangan ini, berita-berita di TV pasti menayangkan berita hilangnya pesawat Sukhoi. Diberitakan, setelah mendarat mulus di Bandara Halim pada pagi harinya, kemudian pesawat tersebut hilang kontak pada penerbangan kedua. Kemarin, ketika kerja kelompok, teman saya mengatakan bahwa pesawat Sukhoi telah ditemukan dalam keadaan hancur berkeping-keping, yang katanya karena pesawat menabrak tebing. Belum ada kabar pasti dari korban, apakah mereka selamat atau tidak.
Pagi ini pun begitu, sejak pagi tadi jam 7 sampai sekarang jam 9, berita yang saya tonton tidak jauh-jauh dari berita Sukhoi. 
Sedih sekali melihat kepingan pesawat Sukhoi di tebing Gunung Salak. Sebelumnya juga beberapa kali ditayangkan pesawat Sukhoi yang terbang gagah sebelumnya jatuh.Secara logika memang mengherankan, karena Sukhoi adalah pesawat baru dan sudah mendapat lolos pemeriksaan dari Eropa sehingga sudah ada beberapa negara yang berniat membeli pesawat tersebut. Seharusnya kejadian seperti ini tidak terjadi tetapi kadang-kadang apa yang dipikirkan manusia memang tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi. Mungkin, kejadian ini mengingatkan saya pada kejadian tenggelamnya kapal Titanic. mereka sama-sama alat transportasi baru yang banyak diminati orang tetapi kemudian berakhir celaka. Yang paling membuat saya sedih adalah satu reporetr dan satu kameramen dari trans TV. Yang perempuan masih sangat muda dan masih terhitung baru bergabung dnegan trans TV. Ditayangkan pula ketika Ia masih hidup dan membawakan suatu berita beberapa waktu lalu. Ibu dan ayahnya menangis saat diwawancarai dan berharap anaknya masih hidup. Kemudian kameramennya, yang pria, dua anaknya masih kecil. Sedih sekali..
Saya hanya sedih melihat kondisi keluarga para korban, kemudian membayangkan tentunya mereka sampai saat ini tidak bisa tidur tenang dan dalam keadaan yang penuh harap-harap cemas. Keadaan seperti itu pasti sangat tidak nyaman. Hanya sebagian dari mereka yang bersdia diwawancarai, dan kalau pun mereka bersedia diwawancara, semuanya sambil menangis. Saya yang nonton juga jadi ikutan sedih. Apalagi ada tayangan yang memperlihatkan foto-foto para penumpang Sukhoi sesaat sebelum mereka terbang. Dalam foto itu, mereka tersenyum senang, tapi kemudian menjadi korban.
Kita hanya bisa berdoa dari jauh, semoga yang terjadi adalah yang terbaik. Semoga proses evakuasi dapat berjalan dengan lancar. Jika para korban selamat, semoga mereka masih baik-baik saja dan dapat segera ditemukan dan berkumpul kembali bersama keluarganya. Mungkin menurut kacamata manusia, pesawat yang jatuh karena menabrak tebing dan hancur, ditemukan korban selamat kemungkinannya sangat kecil. Tetapi kadang-kadang, yang diatur Allah tidak selalu sama dengan dugaan manusia kan? Tidak menutup kemungkinan mereka masih selamat, bahkan semuanya. Namun, jika mereka tidak lagi selamat, semoga mereka juga dapat ditemukan dan dibawa ke keluarganya masing-masing. Keluarga yang ditinggalkan pun semoga ikhlas. Sekarang, sambil menunggu mari berdoa semoga yang terjadi adalah yang terbaik untuk semuanya. aamiin
sebelasmeiduaribuduabelas