Kamis, 26 Mei 2011

GIBASA, pertemuan pertama

Aku ikut Gibasa.. hehe..
Awalnya diajakin temen, kemudian tertarik dan kemudian ikutan..
Setelah mengirimkan CV, maka kemarin, kamis 25Mei 2011 adalah pertemuan Gibasa pertama yang bertempat di ruang 408 kampus Unisba tercinta.
Pertemuan dimulai pukul 15.30 sebenarnya, tapii karena aku baru beres kuliah jam 15.40 dan solat dulu maka aku, aci, anggi, intan dan laras baru hadir pukul 16.00.
Senang sekali hari ini, aku bisa ketemu dengan banyak teman baru dari beberapa universitas.. Aku juga termotivasi untuk bisa lebih mengoptimalkan potensi yang dikasih Allah dan menyiasati kekurangan yang aku punya.. Setidaknya, aku berharap Gibasa bisa memfasilitasi aku untuk bisa belajar banyak hal dan mendapatkan banyak pengalaman. Yaa aku tau ini pasti bakalan bikin aku lebih cape, lebih menguras banyak tenaga, mungkin juga pikiran dan waktu, selain kesibukan kuliah(yang emang udh padat merayap seperti arus lalu lintas di saat musim mudik*haha apaan sih lebay !), tapi gapapa deh yaa, yang penting aku bisa dapet manfaatnya jadi rasa capenya ga kerasa.. amin..
oke, mari kita belajar, belajar dan terus belajar tentang banyak hal !

duapuluhenammeiduaribusebelas

Jumat, 20 Mei 2011

13052011


Aku tidak tahu apa yang harus kutuliskan disini.
Aku juga tidak tahu apa yang harus aku ucapkan.
Tapi aku ingin menuliskan sesuatu, disini, di tanggal ini, dan aku merasa perlu melakukannya.
Karena aku tau, tanggal ini menjadi cukup penting bagi kita, setidaknya untuk saat ini. Dan aku berharap semoga untuk selamanya.
 :)
tigabelasmeiduaribusebelas

Sabtu, 07 Mei 2011

Today is WOW !

Hai, saya mau cerita. Hmm.. curhat lebih tepatnya. Oh tidak, mungkin ini lebih tepat disebut sebagai berkeluh kesah. hehe..
Hari ini, kamis 5 mei 2011 adalah hari kuliah terpadat yang pernah saya jalani selama kuliah nyaris 3 tahun ini. Saya berangkat dari rumah pukul 7 pagi. Saya berjalan dari rumah sampai gang kira - kira 7 menit, kemudian naik angkot 3 kali yang masing - masing dengan jurusan Antapani - Ciroyom, Panghegar - DU, dan angkot berwarna hijau (yang saya lupa jurusannya).
Sesampai di kampus pukul 08.10, dosen belum datang ternyata. Saya bisa sedikit bernafas lega, setidaknya saya masih sempat membeli aqua gelas di kopma dan duduk santai sekitar lima menit sebelum akhirnya perkuliahan dimulai. Oh iya, sebelumnya saya informasikan karena ini adalah perkuliahan tambahan (tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan), maka kami tidak berhasil mendapatkan ruang kelas yang kosong. Sampai akhirnya kami pun mau tidak mau memutuskan untuk melangsungkan perkuliahan di lab lantai 3 ruang seminar 5 dan 6 dengan jumlah mahasiswa sekitar 40 orang. Sunguh luar biasa.
Pagi ini ada dua kelompok yang harus persentasi dan kelompok saya salah satunya. Selain itu kebetulan sekali kelompok saya pun menjadi kelompok pembahas bagi kelompok persentasi sebelum ini sehingga kami harus memperhatikan persentasi kelompok lain dengan sangat seksama untuk kemudian mengajukan beberapa pertanyaan ataupun tanggapan. Saya dan 3 orang teman seklompok saya deg-degan luar biasa sebelum persentasi dimulai. Pasalnya, dosen saya beserta asdos nya selalu detail memperhatikan setiap materi yang disampaikan oleh mahasiswanya. Kesalahan yang paling sering terjadi saat persentasi di kelas adalah ketika mahasiswa menyajikan persentasi dengan kata-kata yang tidak mudah dimengerti karena bahan materi yang disampaikan berasal dari text book berbahasa Inggris. Itu pula yang membuat kami ketar ketir karena sejujurnya, aku dan teman sekelompokku bukan termasuk orang - orang yang jago dalam bahasa Inggris, sehingga kami takut salah mengartikan arti dalam text book ke bahasa Indonesia. Waktu persentasi pun tiba, kami berempat menyampaikan materi di ruangan dan kondisi yang sebenarnya sudah tidak kondusif. Jumlah orang yang bayak dalam ruangan yang sempit, ditambah lagi tidak adanya toa sehingga kami yang persentasi harus mengeluarkan suara yang cukup ekstra agar suara kami dapt terdengar. Singkat kata, persentasi kelompok hari ini bisa dikatakan cukup lancar. Alhamdulillah.
Oke, satu mata kuliah, selama 3,5 jam sudah selesai. Pukul 11.30 kami keluar lab dan segera ngacir menuju kantin. Satu tujuan yaitu makan. Harus sempat karena setelah ini perkuliahan akan kembali dilanjutkan. 
Pukul 12.20, kembali ada perkuliahan. Saya pikir, saya bisa sedikit tenang di mata kuliah ini tetapi ternyata tidak. Kenapa? Karena ternyata ada kuis dadakan dan saya belum belajar sama sekali karena tadi malam sibuk mempersiapkan persentasi pagi tadi. Saya pun akhirnya menjawab kuis yang diberikan dengan lancar, dengan sangat lancar bahkan, karena saya benar-benar mengarang bebas dalam menjawab pertanyaan tanpa berpikir besar kemungkinan jawaban yang saya berikan salah karena tidak ada bayangan. Jam 14.00 kuliah selesai untuk mata kuliah ini.
Jam 14.00 di kelas yang berbeda kuliah langsung disambung dengan mata kuliah yang sama dengan mata kuliah tadi pagi. Mungkin karena bosan, mungkin juga karena sudah tidak konsen, saya dan sebagian besar teman - teman melakukan tindak kenakalan di kelas sore ini. Kami masuk ke kelas terlambat (yang disengaja) karena ke kantin dulu membeli bekal makanan dan minuman. Kemudian kami sengaja memilih kursi nomor dua dari belakang dan duduk nyaman disana. Lalu apa yang kami lakukan di belakang? Makan, minum, ngobrol dan mendengarkan lagu.
Perkuliahan berakhir pukul 5 sore dan saya dijemput setengah 6, sampai di rumah jam setengah 7.
sungguh sangat amat luar biasa sekali hari ini.
sangat mengesankan ! haha -____-"

limameiduaribusebelas

Minggu, 01 Mei 2011

MEI 2011

Selamat Datang di Bulan Mei
Semuanya selalu berawal dari sini, di bulan ini..

semoga
bismillahirrahmanirrahim

satumeiduaribusebelas

Royal Wedding William - Kate

Beberapa waktu ini perhatian dunia tertuju pada pernikahan Pangeran William dan Catherine Middleton di London, Inggris.

Hmm,
Saya tidak sedang berusaha menceritakan tentang bagaimana pernikahan mereka. Semua orang mungkin sudah tau betapa megahnya pernikahan mereka, betapa pernikahan mereka merupakan pernikahan terfantastis sepanjang sejarah abad ini. Saya tidak pula ingin membandingkan, perbedaan ataupun persamaan antara Kate dan Diana. Tapi saya ingin mengutarakan betapa kagumnya saya dengan Inggris dan kerajaannya tak terkecuali beserta warganya.
Saya memandang pernikahan William dan Kate bukan hanya kebahagiaan mereka berdua atau kebahagiaan kedua keluarga besar mereka semata. Tetapi saya melihat pernikahan mereka adalah kebahagiaan seluruh warga Inggris. Pernikahan Willian dan Kate seperti pernikahan di negeri dongeng, mungkin itu benar. Seperti yang biasa kita baca di dongeng - dongeng kerajaan dimana kehidupan kerajaan dapat dirasakan oleh rakyatnya. Menurut berita yang saya dengar, sekitar setengah juta warga Inggris menyaksikan secara langsung pernikahan ini. Setengah juta, tentu saja itu tidak sebanding dengan jumlah seluruh warga Inggris, tapi itu sudah merupakan angka yang fantastis bukan?
Hmm, jika banyak warga Inggris tercengang dengan pernikahan Pangeran mereka, maka saya sangat tercengang dengan antusiasme mereka. Saya baru tau ternyata rasa cinta mereka begitu besar pada kerajaan, sehingga mereka bersedia turun ke jalan-jalan menyaksikan prosesi pernikahan tersebut. Mereka rela berdesak - desakkan diantara banyak orang layaknya sedang menonton konser musik kesayangan. Selain itu diberitakan tidak sedikit dari mereka yang mau mendirikan tenda karena tidak ingin melewatkan momen yang dianggap bersejarah ini. Beberapa dari mereka diwawancara dan mereka mengatakan bahwa ke-antusias-an mereka adalah karena mereka begitu mencintai kerajaan dan tidak ada paksaan yang mendasari perbuatan mereka. Luar biasa.
Sebenarnya saya tidak ingin membandingkan dengan negara lain atau kita sebut saja Indonesia. Apakah hal yang sama terjadi jika putra dari Presiden kita menikah? Apakah ada banyak warga yang rela menyaksikan dan mendoakan kebahagiaan mereka? Apakah pihak Presiden pun akan mengijinkan warga kita (yang misalnya sudah jauh - jauh datang dari pelosok Indonesia ke Jakarta) untuk mendirikan tenda - tenda mereka? Entahlah.
Tetapi saya sangat sangat amat berharap kebahagiaan yang dirasakan Presiden dan para petinggi negara juga dapat dirasakan oleh warga Indonesia. Sebenarnya saya sedikit sulit membayangkan apakah hal itu betul - betul dapat terjadi, tapi setidaknya saya berharap demikian.

tigapuluhaprilduaribusebelas