Sabtu, 13 Februari 2016

Selamat jalan, Mas Ipin

Kita memang tidak pernah tau kapan terakhir kali melihat seseorang, atau.. Kapan terakhir kali orang akan melihat kita. Mengerikan untuk dibayangkan, tapi.. Ini nyata dan bisa terjadi pada siapa saja. Seperti hari ini. Siapa yang menyangka, pertemuan kami dengan mas ipin setelah lebaran idul fitri kemarin adalah kali terakhir kami bertemu, kali terakhir aku dan keluargaku melihatnya.

Lebaran kemarin kami tidak pulang ke Tegal, karena ada keluarga ibu dari Jakarta lebaran di Bandung. Secara otomatis, kami tidak bertemu dengan keluarga di Tegal. Tetapi dua hari setelah lebaran, mas ipin datang ke rumah kami. Dari Tegal menuju Bandung, naik motor. Semuanya terasa biasa saja. Aku memang sempat berpikir, kenapa jauh-jauh kemari pakai motor, apa ga cape? Tapi mungkin itu adalah cara Allah mempertemukan kami, untuk terakhir kalinya. Iya, itu pertemuan terakhir kami.

Dua hari lalu kami mendengar kabar mas ipin jatuh saat sedang memasang pesanan kanopi. Dia jatuh bersama temannya yang lebih dulu meninggal beberapa jam kemudian. Sementara mas ipin, meninggal setelah sempat koma 2 hari.

Sedih rasanya mendengar kabar ini. Meskipun dia adalah anak laki-laki paling muda dalam keluarganya, tapi mas ipin dikenal sebagai orang yang paling gigih bekerja, paling cerdas dalam mengambil peluang. Bengkel las yang dibangunnya 2 tahun lalu juga sudah mulai berkembang. Tapi mungkin, Allah punya rencana lain.

Selamat jalan mas ipin. Semoga amal ibadah mas diterima Allah, diberikan tempat terbaik di sisi Allah. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan. Aamiin..

tigabelasfebruariduaribuenambelas