Jumat, 11 Maret 2011

Pahit Manis Masa Lalu

too sweet to forget
too bitter to remember


itulah masa lalu.


Terlalu manis untu dilupakan
Terlalu pahit untuk dikenang


Kadang, saya suka mikir..
Apa yang salah dengan masa lalu sampai begitu menyakitkan, menyesakkan dada dan membuat hidup tak lagi bergairah?
Adakah yang salah dari masa lalu hingga kadang kala kita seringkali terjaruh, terpuruk dalam tanpa mampu bangkit kembali?
Apa yang salah? Masa lalu? atau sudut pandang kita tentang masa lalu?


Masa lalu telah menjadi bagian dalam setiap cerita manusia. Setiap orang akan tumbuh besar dan berkembang, melalui hari - hari yang suatu saat tak akan pernah terulang. Setiap bagian dari cerita kita mengambil peranan tersendiri dan tentu saja membawa pengaruh di kehidupan selanjutnya. Seperti kata Freud, pakar psikoanalisa, yang intinya apa yang terjadi saat ini tergantung dari apa - apa yang terjadi di masa lalunya terutama yang terjadi pada lima tahun pertama kehidupannya, sehingga masa lalu menjadi bagian penting dari seseorang di kehidupan yang akan datang. Okee, kita ga akan cerita tentang lima tahun pertama kehidupan, karena jelas kita mungkin ga akan pernah tau dan hanya mengingat sedikit bagian dari apa yang terjadi pada masa - masa itu. Lagipula seperti kata Freud (lagi), biarlah masa lalu itu mengambil perannya untuk membentuk ketidaksadaran dalam diri kita (unconcius).


Aku, kamu, dia, mereka. Kita semua punya masa lalu. Masa lalu bisa jadi sangat membahagiakan, tak kan pernah ingin kita lupakan dan berharap dapat terulang sehingga kita bisa merasakan bahagianya setiap hari. Masa lalu bisa jadi pula begitu menyakitkan, sekuat kuatnya kita berusaha untuk melupakan dan berharap tidak akan pernah lagi terulang di masa yang akan datang. Seindah atau sesakit apapun masa lalu kita, semuanya telah menjadi kenangan yang takkan mungkin akan terulang.


Biarlah masa lalu menjadi kenangan. Pahit, manis, suka, sedih, tawa, tangis, smuanya. Biarkan itu tetap menjadi bagian dari masa lalu yang tidak perlu kita ajak kembali ke dalam kehidupan kita sekarang. Toh sebaik dan seburuk apapun masa lalu kita, itu tidak akan pernah terulang bukan? Oke, saya setuju jika kita boleh mengingat apa - apa yang terjadi di masa lalu. Bahkan sesekali hal itu penting untuk dilakukan sebagai pembelajaran bagi kita ke depannya. Bisa jadi kita telah melakukan sebuah kesalahan di masa lalu dan kita menyesalinya. Cukuplah kita menyadarinya dan lebih berhati - hati untuk ke depannya agar kejadian yang sama tidak kembali terulang. Tapi ini tidak berrarti kita terpuruk dan terus menerus mengingatnya sampai - sampai kita hidup dalam bayang - bayang masa lalu. Apa gunanya jika kita terus menerus mengingat masa lalu jika hanya membuat kita terluka. Kita tidak akan bisa mengambil pelajaran berharga atas masa lalu jika kita hanya mengingatnya. Jika kita cukup bodoh telah melakukan kesalahan dulu, maka kita cukup bijak untuk memaafkan diri kita sendiri saat ini. Sebesar apapun kesalahan yang dulu terjadi, sepahit apapun masa lalu. Kita mungkin pernah terjatuh, tapi tentu saja kita bisa kembali bangkit dan kemudian berlari bukan?  Masa lalu, cukup lah kita kenang, tanpa bermaksud untuk larut di dalamnya. 


Ibaratnya tuh kayak gini..
Kenapa coba kaca depan mobil lebih besar dibandingin kaca spion? Itu karena masa lalu kita tidak sepenting masa depan kita. Kita sebagai supir hidup di masa kini. Kita berada di dalam mobil, sebagai pengemudinya, yang membawa ke arah mana mobil itu akan dibawa. Kita memegang kendali, kita pegang kontrol. Kita diberi dua pilihan, tetap melihat masa lalu (spion), lantas mobil yang kita bawa pun nabrak, atau, melihat masa depan (kaca mobil) dan berjalan maju. Bagaimana pun waktu akan berputar maju ke depan kan, mobil pun akan meluncur ke depan, bukan ke belakang. Tapi tetep aja, untuk ngejalanin mobil ke depan, kadang - kadang kita harus ngelirik spion untuk keselamatan kita berkendaraan. Tapi inget, cuma ngelirik, bukan menatap apalagi menatapnya sampee lamaaa banget. Yang ada mobilnya nabrak karena kita terlalu fokus ngeliat spion! -___-"


Ada banyak orang (termasuk saya) yang terjebak dalam masa lalu. Terus menerus melihat masa lalu, menyesalinya, terpuruk di dalamnya sampai sampai lupa kalo sebenanya ada masa depan yang akan jauh lebih indah menanti seandainya saja kita bisa sedikit lebih menyadarinya. Jika kita menyesal atas apa - apa yang terjadi dulu, kita tidak perlu kembali ke masa lalu untuk memperbaiki keadaan. Yang kita perlu lakukan hanyalah menatap masa depan, dan mengganti dan membayar kepedihan itu dengan kebahagiaan yang sedang kita usahakan untuk depannya.


jangan tangisi masa lalumu. jika dia memberimu 100 alasan yang membuatmu bersedih, tunjukkan padanya bahwa kamu memiliki 1000 alasan untuk tersenyum #pepatah


*tulisan ini ditulis untuk mengingatkan diri saya sendiri agar saya bisa lebih bijak dalam melihat masa lalu. Tapi saya juga akan ikut senang jika tulisan ini pun bermanfaat untuk teman - teman yang lain. Jadi ga ada maksud menggurui lohh, kita sama - sama belajar. Belajar dari masa lalu.


selamat tinggal masa lalu, aku kan melangkah (five minutes)
sebelasmaretduaribusebelas