Jumat, 18 Februari 2011

Please, Matikan Rokok Anda

Teman, aku ingin bertanya.
Apa yang kalian pikirkan mengenai rokok?
Aku sangat membenci rokok, apakah kalian tau? Aku pun tahu pasti bahwa ALLAH tidak menyukai segala sesuatu yang berlebihan. Tetapi ini nyata. Aku membenci rokok sejak aku duduk di bangku kelas dua SD. Aku ingat betul saat itu aku, ibu, ayah dan kakakku sedang makan di sebuah rumah makan sop kambing, salah satu rumah makan favorite kami. Rumah makan yang sederhana tapi makanannya sangatlah lezat. Aku sangat suka makanan disana dan awalnya aku bersemangat untuk menyantap hidangan yang telah terhidang di meja. Tetapi tiba - tiba saja terganggu dengan bau rokok dan ketika aku menoleh ke belakang, tak jauh dari situ seorang bapak sedang menghembuskan asap rokok tipis dari mulutnya. Oh tidak ! Tiba - tiba saja aku kehilangan selera makan. Hmm, aku ga suka. Betul - betul tidak suka.

Ini berlanjut hingga dewasa. Hingga saat ini usiaku menginjak 20 tahun, aku masih menganggap bahwa rokok adalah musuhku. Aku ingat saat - saat masa sekolah dulu, ketika itu aku pulang - pergi naik angkot. Ada aja orang yang dengan enaknya merokok di tempat umum. Paling sebel kalo siang - siang, udaranya panas, aku nya lagi cape, macet pula, dan ada orang yang ngerokok di dalam angkot. Subhanallah sekali rasanyaaaa, pengen ngerebut rokok yang ada di tangannya terus ngelempar ke luar. tapi untungnya itu cuma sebatas pikiran jelek aja, kebayang kalo aku ngelakuin itu bisa - bisa aku yang kena pites, hehehe.. Tapi kalo aku udah bener - bener kesel dan kalo yang lagi ngerokok itu orangnya masih agak - agak muda (bukan bapak2 loh yaa, kalo bapak2 maa aku ga berani), aku pelototin aja tuh orangnya terus melototin rokoknya terus gitu sampe beberapa saat. Biasanya orang itu bakalan ngerasa ga enak sendiri dan segera mematikan rokoknya. Setelah itu aku baru senyum dan mengangguk puas, haha jahat yaa.. :D

Seiring berjalannya waktu, aku pun udah mulai dewasa. Ibu ku bilang, aku harus bisa menyesuaikan diri dalam keadaan apapun aku berada, sekalipun aku berada dalam kondisi yang tidak mengenakkan bahkan aku benci. Aku boleh kesel, boleh sebel dan boleh marah pada siapapun, tapi ga boleh menyinggung perasaan orang lain. Cukup aku yang merasakan bahwa aku sedang marah. Aku ga boleh main pelotot sana pelotot sini. Aku harus bisa mengontrol perilaku aku sendiri dan menegurnya dengan cara yang lebih terhormat. Awalnya susah, tapi alhasil sedikit demi sedikit aku mulai bisa mengontrolnya. Kesuksesanku yang pertama saat menghadapi seorang perokok di angkot. Pas banget lagi si perokok itu ada di sebelah aku, saat itu aku baru pulang dari les SNMPTN. Aku senyum sebisa mungkin dengan ikhlas, lalu berkata "maaf Mas, rokoknya bisa dimatiin. Saya kurang suka bau nya.. ". Dan bener aja, si Mas mas itu malu sendiri, segera mematikan rokoknya sambil senyum dan berkata "oiya, maaf yaa.. ". Selesai kan? Ibuku benar, tidak semua hal harus diutarakan secara ketus, sesulit apapun itu.

Hingga akhir SMA, aku masih belajar untuk bersahabat dengan peokok dan rokoknya. Saat memasuki kuliah, oh lala.... Keadaan jauh lebih parah dari apa yang kubayangkan. Banyak, oh tidak, maksud aku sebagian besar teman laki - laki ku bahkan sebagian besar cowok di kampus ngerokok. Dimana - mana. Di depan kelas, di lorong kelas, di tangga batu, di kantin, fakultas dan pelatarannya, di parkiran, dimana mana.. Hmm, dalam hati aku bersyukur udah mulai beradaptasi sejak SMA, kebayang kalo ga?? Hmmm, bisa bisa aku stress cuma karena rokok.

Yaa begitulah, aku sekarang udah mulai bisa menyesuaikan diri dengan teman - temanku yang ngerokok. walaupun sesak napas itu pasti ada kalo aku sedang berada di dekat orang yang ngerokok. Tapi aku berusaha untuk lebih nerima. Perasaan yang tadinya keseeelll banget sekarang berubah jadi rasa kasian. Yaa, kasian aja sama orang yang udah kecanduan rokok, pastinya dia susah banget untuk bisa berhenti dari rokok itu.. Coba aja kalo mereka ga coba - coba ngerokok sebelumnya, pasti mereka ga perlu berjuang untuk lepas dari jeratan rokok kan? Aku heran, kenapa orang - orang pada suka ngerokok ya? jelas - jelas rokok itu bahaya untuk kesehatan, bahkan di setiap bungkus rokok udah ada peringatan kalo merokok dapat menyebabkan gangguan ini, gangguan itu, penyakit ini dan itu. Tapi anehnya kenapa orang masih pada mauuu aja mengkonsumsi benda panjang itu? kalo dibilang rokok bisa ngilangin stress, apa iya? Aku ga yakin. Mungkin awalnya rokok bisa sedikit bikin rileks, tapi udahannya apa ga bikin tambah stress? Yang jelas keliatan yaa itu kalo udah kena penyakit kan bikin tambah stress. Belum lagi uang habis buat beli rokok, kalo ga dibeli malah tambah stress. intinya mah menurut aku ya ngerokok itu hmm, gimana yaa ngomongnyaa... Sia sia aja gitu ngeluarin uang untuk ngerusak badan sendiri, iya ga sih? Dimana - mana orang ngeluarin uang untuk menyehatkan badannya, untuk mengobati penyakitnya bukannya untuk menimbulkan penyakit kan?? Ada satu lagi mungkin kenapa orang masih bertahan untuk ngerokok, yaitu masalah gengsi mungkin. Hmm, yaa kalo udah ngomongin masalah gengsi sih yaa susah yaa kalo kita masih mempertahankan gengsi padahal kita tau itu ngerugiin diri kita sendiri. Ngerokok karena ga mau dibilang cupu, ga mau dianggap anak kecil atau ga keren. Ya ampun, cowok cowok tau ga sih, kalo aku boleh ngebeberin sedikit rahasia cewe cewe nih yaa, kita tuh sebagai perempuan akan lebih menganggap kalian sebagai laki - laki yang keren kalo ga ngerokok tau.. kalian akan lebih terlihat dewasa tanpa rokok. Dan yang pasti, cewe bakal lebih ngerasa nyaman dengan kalian tanpa rokok. Dijaminlah, sebagian besar cewe - cewe sependapat sama aku dalam hal ini, iya ga? *clingg.. hehe..

Hei kamu kamu yang ngerokok, tidak akan pernah ada satupun orang kecuali diri kamu sendiri yang bisa menghentikan rokok itu. Aku cuma mau bilang, coba deh pikirin diri kamu sendiri. Ada banyak kerugian yang kalian dapetin dengan ngerokok. Badan ga sehat, penyakit berdatangan, dompet kempes, beberapa cewek menghindar (ga sedikit dari cowok yang ditolak cewek karena kamu ngerokok, padahal bisa jadi sebenarnya cewek itu suka kamu tapi ga suka dengan kebiasaan ngerokok kamu), terus selain itu ngerokok bisa membuat orang berpikiran bahwa kamu adalah orang yang negatif karena ga bisa dipungkiri rokok masih berhubungan dengan hal - hal yang negatif walaupun ga selalu sih, selain itu rokok bisa bikin badan kamu keliatan ga seger, gigi kamu kuning atau cokelat, dan lain sebagainya.
Oke, kalo kamu emang ga kasian sama diri kamu sendiri. Oke kalo kamu ga mikirin tentang badan kamu sendiri, kamu mungkin ga peduli gimana pandangan orang lain ke kamu yang penting kamu ga ngerasa seperti itu. Tapi cobalah pikirkan orang - orang di sekelliling kamu. Banyak orang yang kesulitan bernapas karenamu, banyak orang yang kambuh penyakit asmanya setelah menghirup asap rokokmu, tidak sedikit yang terkena penyakit karena jadi perokok pasif yang kita tau bahayanya lebih besar dibandingkan dengan perokok aktif. Selain itu, bagi bapak - bapak yang punya anak nih.. Pak, kasian kan sama anaknya yang tiap hari ngirup asep rokok terus.. Walaupun Bapak ngerokoknya di luar rumah, tapi kan tetap aja kecium, Pak.. Kasian juga kan Pak, sama istri dan anaknya kalo Bapak kena penyakit ini itu karena rokok, siapa yang repot? siapa yang sedih? Bukan hanya bapak kan, tapi juga anak istri dan keluarga bapak.

Tulisan ini dibuat dengan rasa cinta sedalam - dalamnya, khusunya untuk para perokok. Please, cintailah dirimu sendiri dan cintailah orang - orang yang mengkhawatirkanmu. Tulisan ini dibuat bukan atas dasar kebencianku pada rokok. Jujur saja, aku memang benci dengan rokok seperti yang aku bilang sebelumnya. Jujur aja, dulu aku benci sama rokok dan perokoknya, tapi sekarang aku benci rokoknya. Sering aku berandai andai, seandainya saja rokok tidak pernah ditemukan di dunia ini.. Hmm...

Sekali lagi, buat kamu kamu yang ngerokok..
Coba kamu pikirin lagi, apa masih ada cukup alasan yang membuat kamu bertahan dengan rokokmu?

Matikan rokokmu atau rokok yang mematikanmu.
Pasti bisa ko kalo kamu mau. Emang sih susah, tapi pasti bisa ! InsyaALLAH !

delapanbelasfebuariduaribusebelas