Hari keempat, harinya umrah !
Jam setangah 10 kami udah ngumpul semua di bus
masing-masing. Kami semua udah siap dengan pakaian umrah, yang cewe pake
putih-putih, yang cowo pake ihram. Rencananya kami akan mengambil miqat di
Mesjid Bir Ali, yang letaknya diantara Madinah dan Mekkah.
Bus bergerak dan kami dipimpin doa oleh
muthawwif. Sedih, sedih bangett ninggalin kota ini. Aku pasti bakal kangen
banget sama suasana disini. Disini tuh gimana yaa.. bener-bener tenang, nyaman.
Enak lah pokoknya, aku bener-bener menikmati saat-saat di kota ini, terutama di
mesjid Nabawi. di jalan aku nangis, sambil ngeliat satu per satu jalanan yang
aku lewati, bangunan yang aku lewatin. Semoga Allah masih memberikan aku untuk
kembali lagi ke kota ini, Madinah al Munawarah. Aamiin.
mesjid Bir Ali, miqot pertama
Tibalah kami di Mesjid Bir Ali. Mesjid Bir Ali
ini adalah salah satu dari 4 miqat yang ada untuk orang yang akan melaksanakan
ibadah umrah. Di mesjid ini kami melaksanakan solat tahiyatul mesjid dua
rakaat, terus solat ihram. Di bus baru kami mengambil miqat dengan membaca niat
umrah. Bismillahirrahmannirrahim..Labbaikallahumma umrota.
Setelah niat umroh, itu artinya telah berlaku
larangan ihram, seperti terlihat aurat, memakai wangi-wangian, membunuh
binatang, memetik/merusak tanaman, berkata kotor, berhubungan suami istri.
Begitu pula bagi laki-laki dan diwajibkan harus selalu menggunakan kain ihram
hingga tahalul dilakukan.
Saat waktu zuhur, kami solat dulu di tempat
peristirahatan dan makan. Harus berhati-hati ketika makan, jangan menggunakan
hand sanitazer, sabun atau tissue basah karena saat ihram tidak boleh memakai
wangi-wangian.
Muthawwif mengatakan, kita akan berusaha
melakukan umrah diantara waktu setelah asar dan sebelum magrib. Karena hari ini
adalah hari Kamis, dan besok Jumat itu artinya warga Arab Saudi dan sekitarnya
libur di hari Jumat. Biasanya kalo libur itu mereka (baik yang tinggal Mekkah
maupun kota lain di sekitar Mekkah seperti
Madinah, Jedda dan sebagainya)datang ke Mekkah untuk melaksanakan umrah.
Nah biasanya padet-padetnya itu ba’da Magrib, jadi pasti bakalan penuh banget dan
pihak travel ga mau ambil resiko untuk bawa jamaah umrah pada waktu-waktu itu,
soalnya penuh banget dan mereka badannya gede-gede semua dengan kekuatan yang
dasyat. Akhirnya kami buat kesepakatan, kalo sempet bakal ngejar umrah sebelum
magrib, tapi kalo engga, umrah ditunda sampe ba’da isya sekitar jam 9 atau jam
10an dengan harapan jam segituan udah ga terlalu padat. Itu artinya kalo umrah
ditunda agak malem, berarti rawan bagi kami karena kami harus betul-betul
menjaga larangan umrah lebih lama lagi. Kadang suka lupa, misalnya pake sabun,
angkat lengan baju dan lain lain. Kan gawat kalo ngelanggar bisa kena Dam. Aku dan rombongan
tetap berharap kami bisa umrah sebelum magrib.
Alhamdulillah kami tiba di Mekkah pas di atas
asar sedikit. Di Mekkah ini kami nginep di hotel Lavender. Sampe hotel langsung
solat di hotel, tanpa beresin barang dan bawaan kami langsung menuju Masjidil
Haram dengan bus. Disini tuh ada bus gratis yang udah kerjasama sama pihak
hotel untuk nganterin tamu dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Bus ini
ada 15 menit sekali, jadi jangan takut kehabisan. Tapi biasanya 30-15 menit
sebelum setiap waktu solat, biasanya bus ini ga ada, soalnya supirnya pada solat.
Subhanallah banget ya. Jadi kalo mau dianter pake bus ke mesjid, jangan mepet
waktu solat berangkatnya, kecuali kalo kita mau jalan kaki. Sebenarnya jarak
dari hotel ke Masjidil haram ga jauh, kalo jalan kaki paling 10-15 menit. Tapi
kondisi Mekkah saat ini bener-bener ga memungkinkan kita untuk jalan karena
lagi dalam tahap pembangunan. Disana sini ada alat-alat berat, debu
dimana-mana. Selama perjalanan kami mengumandangkan kalimat ... Labbaikallahumma labbaik.. labbaikkalaa
syariikalakalabbaik.. innalhamda, wanni’mata, lakawalmulk laa syariikalak.. merindinggg.
Bus berhenti di stasiun. Aku baru tau kalo di
bawah pelataran masjidil haram itu ada stasiun yang isinya bus, taksi ataupun
mobil pribadi yang nge drop atau jemput orang ke mesjid. Situasi terminal panas
banget dan berisik bunyi kendaraan. Kami naik eskalator menuju pelataran
mesjid. Subhanallah, terlihat menara Masjidil Haram, megah. Di sampingnya juga
ada zam-zam tower yang baru dibangun beberapa tahun belakangan. Mirip kayak big
ben di London, serius. Tapi ada tulisan Allah nya di atasnya. Sebenarnya aku
sih seneng aja, bagus memang tapi kayaknya ko agak mengganggu dan memecah fokus
orang ya. Takutnya dengan pembangunan besar-besaran di sekitar masjidil haram
ini, dengan bangunan mewah yang banyak berdiri disini malah mengurangi keindahan
dari masjidil haram yang sebenarnya. Tapi bagi aku tetap masjidil haram yang
megah, meskipun zam zam tower jauh lebih tinggi dari menara masjid.
Di pelataran kami dikasih pengarahan sebentar,
dikasih tau kalo tiba-tiba nanti kepisah dari rombongan, kami harus ngumpul di
depan Daarut tauhid. Daarut tauhid ini kayaknya hotel yang ada di depan pintu
masjid 72-79. Seperti di Nabawi, masjidil haram ini juga punya banyak pintu.
Akhirnya kami masuk Masjidil Haram. Bismillah, Allahummaftahli abwaba rohmatik. Subhanallah keren banget di dalam mesjidnya bener-bener mewah dan adeem. Kami terus digiring ke bagian depan masjid, mengarah ke arah Ka’bah. Makin lama makin dekat, aku makin bisa dengan jelas melihat bangunan hitam itu. Terharu banget liat Ka’bah, bangunan yang bentuknya sederhana tapi daya magnetnya luar biasa. Bangunan yang menjadi kiblat bagi puluhan juta atau mungkin milyaran umat Islam di dunia. Bangunan yang diyakini jika ditarik garis lurus ke atas langit sana, sejajar dengan tempat para malaikat melakukan thawaf. Bangunan yang indah, yang suci, yang kokoh berdiri, yang megah, yang sangat sangat memancar, yang dirindukan banyak umat Islam di dunia. Bangunan yang selama ini hanya bisa aku lihat di tv atau majalan, atau buku, atau foto, kini berdiri tegak di depan kedua mataku. Bangunan yang luar biasa. Seketika aku mewek, nangis. Ini pertama kalinya aku ngeliat Ka’bah secara langsung. Yaa Allah, terimakasih. Terimakasih banyak atas nikmat ini, ketika jutaan orang di luar sana sangat sangat rindu dengan BaitullahMu, Engkau beri aku kemudahan untuk meraihnya. Terimakasih yaa Allah. Terimakasih. Aku masih tidak percaya, kaki ku bergerak mengikuti alur rombongan tapi mataku tetap ke arah Ka’bah. Aku, seperti terhipnotis.
Akhirnya kami masuk Masjidil Haram. Bismillah, Allahummaftahli abwaba rohmatik. Subhanallah keren banget di dalam mesjidnya bener-bener mewah dan adeem. Kami terus digiring ke bagian depan masjid, mengarah ke arah Ka’bah. Makin lama makin dekat, aku makin bisa dengan jelas melihat bangunan hitam itu. Terharu banget liat Ka’bah, bangunan yang bentuknya sederhana tapi daya magnetnya luar biasa. Bangunan yang menjadi kiblat bagi puluhan juta atau mungkin milyaran umat Islam di dunia. Bangunan yang diyakini jika ditarik garis lurus ke atas langit sana, sejajar dengan tempat para malaikat melakukan thawaf. Bangunan yang indah, yang suci, yang kokoh berdiri, yang megah, yang sangat sangat memancar, yang dirindukan banyak umat Islam di dunia. Bangunan yang selama ini hanya bisa aku lihat di tv atau majalan, atau buku, atau foto, kini berdiri tegak di depan kedua mataku. Bangunan yang luar biasa. Seketika aku mewek, nangis. Ini pertama kalinya aku ngeliat Ka’bah secara langsung. Yaa Allah, terimakasih. Terimakasih banyak atas nikmat ini, ketika jutaan orang di luar sana sangat sangat rindu dengan BaitullahMu, Engkau beri aku kemudahan untuk meraihnya. Terimakasih yaa Allah. Terimakasih. Aku masih tidak percaya, kaki ku bergerak mengikuti alur rombongan tapi mataku tetap ke arah Ka’bah. Aku, seperti terhipnotis.
Akhirnya thawaf dimulai dari Hajar Aswad,
ditandai dengan lampu hijau di sebelah kanan. Saat itu kami memulai dengan
mengecup Hajar Aswad sambil membaca Bimillahi Allahu Akbar. Merinding.. putaran
pertama dimulai. Mudahkan yaa Allah, jangan dipersulit. Di bagian Hajar Aswad
penuh soalnya orang pada berhenti sejenak untuk istilam. Dari hajaw aswad
sampai ruknul yamani kami membaca Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha
illa Allah, wallahu akbar, walaa haula walaa quwwata illa
billahil’aliyyil’adzim. Antara ruknul yamani sampai hajar aswad yang dibaca
adalah rabbanaa aatiinaa fiddunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, waqinaa
‘adzaa bannar.. begitu selanjutnya di putaran kedua hingga ketujuh. Doa thawaf
kami dibimbing oleh muthawwif, membaca secara bersama-sama sambil sesekali
melihat buku yang kami kalungkan di leher. Ga berhenti ngucap kalimat-kalimat
Allah. Subhanallah rasanya luar biasa nikmat bangett. Dalam barisan kami juga
saling menjaga, barisan wanita di tengah, diapit oleh laki-laki di bagian
pinggirnya. Tidak boleh ada yang keluar barisan, karena khawatir ada yang
terpisah, meskipun sebenarnya kondisi thawaf saat itu terbilang sepi. Setelah
selesai thawaf, kami digiring masuk ke area dekat sai, namun sebelumnya sesuai
dengan urutan umroh, kami seharusnya solat dulu di belakang maqam Ibrahim.
Namun karena saat itu kondisi Masjidil Haram sedang masa pembangunan, maka kami
solat di belakang papan tripleks dan aku sendiri gatau itu posisinya pas di
belakang maqam Ibrahim atau tidak. Semoga Allah mengerti. Sebenarnya kalo ini
bukan tahap pembangunan, papan tripleksnya ga ada, jadi kita bisa solat yang di
depannya langsung keliatan Ka’bah. Hmm sayang banget ya :( setelah
selesai solat sunnah, pas banget azan magrib. Alhamdulillah waktunya sungguh
pas. Akhirnya kami solat magrib berjamaah dulu. Inilah solat berjamaahku yang
pertama di Masjidil Haram. Alhamdulillah aku sangat bersyukur. Setelah selesai
solat magrib, kami pun menuju keran zam-zam untuk minum air zam-zam. Setelah
itu kami melanjutkan ibadah umroh selajutnya, yaitu sa’i.
Ruangan sa’i itu ternyata sejuk banget yaa,
adem. Soalnya pake ac. Dulu, aku pikir sa’i itu berpanas-panas, ga ada atepnya,
kayak Siti Hajar dulu yang berjuang berlari-lari kecil dari Bukit Shafa dan
Marwah. Tapi ternyata adem banget, alhamdulillah karena kita segini tuh udah
tergolong enak banget. Jalur sa’i adalah jalur lurus dari bukit Shafa ke Marwah
dan begitu juga dari Shafa ke Marwah itu segaris lurus gitu. Kalo lagi berhenti
di bukit Shafa atau Marwah, sebaiknya kita berhenti sebentar dan berdoa sambil
menghadap Ka’bah karena Ka’bah terlihat dari sini.
Sa’i dilakukan 7 kali (bukan 7 kali bolak
balik). Jadi dimulai dari bukit Shafa, selesai di Marwah. Selama sa’i kami juga
dibimbing oleh muthawwif, mulai dari jalan sampai bacaannya. Satu kali, dua
kali, tiga kali, empat kali, alhamdulillah berjalan dengan lancar. Ga kerasa
pegel sama sekali, ga kerasa cape sama sekali. Alhamdulillah, alhamdulillah.
Tapi di putaran kelima, ayah ngerasa agak keleyengan. Akhirnya aku sama ayah
berhenti sebentar di pinggir, keluar dari barisan. Setelah minum air zam-zam
ayah udah ngerasa kuat lagi dan kami lanjutkan sa’i, alhamdulillahnya kami
belum terlalu jauh ketinggalan rombongan jadi masih memungkinkan untuk
mengejar. Sejak itu sampe selesai di sa’i yang ketujuh, alhamdulillah semuanya
lancar. Kami pun berhenti di pinggir untuk melakukan tahallul. Tahallul ini
adalah mencukur atau memotong rambut, yang itu artinya larangan umroh sudah
selesai dan rangkaian ibadah umroh sudah selesai.
Kan kami berhenti di pinggir, nah saat itu aku
bingung apakah rambutnya dipotong sendiri atau harus dipotongin? Ternyata harus
dipotongin. Jadi aku nanya sama ibu-ibu sebelah aku, “Bu, udah tahallulnya?” si
ibu itu ngejawab, “Belum neng, kan harus dipotongin”. Dengan semangatnya aku
bilang, “Ya udah bu, sini saya potongin, nanti ibu potongin yang saya yaa..” si
ibu kaget langsung ngomong, “eeh jangan neng, emang neng udah dipotong
rambutnya? Kan yang motong harus yang udah dipotong.” Owalaah aku baru tau
hahahamalu pisan. Artinya pengetahuan agama aku masih cetek banget -__-“ untung
alhamdulillah banget ibunya paham, kalo engga, aku bakal motong rambut ibu itu
dan artinya ga sah huft. Disitu aku makin mengerti bahwa pemahaman agama itu
sangat penting dan apa yang udah kita ketahui itu pasti selalu kurang dan
kurang. Makanya kita harus selalu memperkaya ilmu kita, terutama ilmu agama
jadi ga salah dalam menjalankan ibadah. Bukankah Allah menyukai orang-orang
berilmu?
Tahallul udah beres, rambut aku udah dipotong
sama Bu Dodo. Potong rambut disini bukan berarti potong yang banyak apalagi
sampe botak loh ya, tapi maksudnya cuma sebagai syarat aja, yang penting
minimal 3 helai rambut. Rambut yang udah dipotong dimasukkin ke dalam kayak tng
sampah kecil yang dibawa-bawa sama beberapa petugas kebersihan disana, jadi
mereka sambil nyapu lantai sambil nerima rambut potongan kami untuk dibuang.
Alhamdulillah, akhirnya ibadah umroh sudah
selesai. Alhamdulillah nikmat, luar biasa nikmat. Begitu lah ibadah umroh, cuma
sehari, bahkan mungkin hanya hitungan beberapa jam saja. Tampak sederhana
memang, hanya niat, thawaf, solat sunnah, minum air zam-zam, sa’i dan tahallul.
Tapi menjaga larangan miqat sebenarnya bikin aku agak ketar ketir juga karena
ga segampang yang dibayangkan. Kenapa? Karena bener-bener kita harus menjaga
jangan sampai aurat sampai terlihat. Mungkin mudah untuk kaum laki-laki tapi
untuk wanita agak sulit karena batas aurat wanita di tangan, adalah pergelangan
tangan. Sedangkan aku kadang lupa dan ngangkat tangan tinggi-tinggi atau
bajunya ketarik jadi takut pergelangan tangannya keliatan. Meskipun tidak ada
dosan bagi orang yang tidak tahu dan lupa tapi siapa yang tak ingin menjaga
kesempurnaan ibadahnya?
terminal
Setelah selesai umroh, kami bersama-sama balik
ke hotel melalui terminal bus yang sama. Disini kami nunggu bus cukup lama.
Sampe di hotel langsung makan dan aku ngebayangin bisa langsung istirahat. Pas
di hotel tuh langsung kerasa dong capenya. Jujur ya waktu umroh tuh ga kerasa
sama sekali cape, paling pas di sa’i aja telapak kaki kerasa kebal gitu,
tapaknya kayak membal gimana gitu jadi kayak yang ga napak saking kebalnya
haha. Tapi sejauh itu sama sekali ga mengganggu. Entah karena saking
antusiasnya atau apa, tapi aku anggap ini sebagai pertolongan dari Allah yang
Maha Besar.
Bayangan bisa langsung tidur di hotel tuh
bener-bener tinggal bayangan haha karena ternyata masing-masing kami harus
mencari koper yang tersebar di beberapa lantai. Jadi entah siapa yang naro
koper kami di beberapa lantai jadi kami harus mapai dari lantai satu ke lantai
berikutnya sampe nemu koper kami. aku sendiri kalo ga salah nemuin koper ayah
di lantai 7 dan nemuin koper aku di lantai 2 hufts. Setelah ketemu barulah kami
tidur..
Ka'bah dan Mekkah, di sekelilingnya lagi banyak banget alat berat, sedang dalam proses pembangunan
----------------------Hari Kelima
Hari ini adalah jadwal kami full di sekitaran
hotel dan masjidil haram aja, soalnya kan hari ini hari Jumat. Oiyaa, kalo
disini para wanitanya juga ikutan solat Jumat kayak laki-laki loh. ko bisa yaa,
entahlah aku juga baru nemuin disini. Jadi pas waktu Jumatan, aku dan rombongan
wanita yang lainpun ikutan solat Jumat. Setelah solat Jumat, Bu Yuli ngajak aku
dan ibu-ibu lainnya ke Hilton. Hilton itu semacam mall gitu deh, jadi kayak
pusat perbelanjaan tapi di dalemnya ada hotel juga. Setelah ijin ke ayah,
akhirnya kami ga pulang ke hotel. Jalan-jalan di Hilton dan makan disana.
Barang-barang yang dijual di Hilton bisa dibilang barang elite rata-rata mahal
harganya, secara mall gitu looh. Au sih liat-liat, cuci mata aja hahaha. Kami
sambil cari makan. Bu Yuli ngajak kami makan kebab gitu. Sebenarnya di Hilton
ada banyak jual makanan, termasuk restoran sunda loh hahaha dan disini juga ada
KFC (apa McD yaa, aku lupa pokoknya fast food salah satu dari dua itu deh).
Tapi akhirnya kami menentukan pilihan pada kebab gitu, di tempat jual kebab
gitu sebenarnya ada jual yang lain kayak nasi kebuli, ayam goreng dan minuman
lain. Tapi aku penasaran sama kebabnya, banyak yang beli juga, selain harganya
tergolong murah juga diantara yang lain yaitu 7 real haha. Berhubungdisana rame
banget dan kami ga kedapetan tempat duduk jadi kami berhenti dan ngampar di
depan sebuah toko yang tutup dan makan disana. Kayak anak ilang aslinya ahahah
tapi untung ramean jadi ga malu. Rasa kebabnya ga terlalu enak kalo menurut aku
mah, mungkin lebih tepatnya ga cocok di lidah aku ya. Rasanya agak hambar, ga
dikasih cabe atau saos pula. Paling aku minta saosnya nasi kebuli tapi ga
pedess hikss. Terus pake daging ayam. Aneh yaa, kalo di Indonesia pakenya
daging sapi, eh ini daging ayam. Rasa bumbunya juga aneh di lidah aku, akhirnya
aku ngerasa cepet kenyang dan ga habis deh. Habis makan kami lanjut jalan lagi,
cuci mata haha. Aku berniat ngajak ayah kesini nanti karena disini lumayan juga
tempatnya.
Menjelang waktu asar, kami segera keluar dari
Hilton dan menuju Masjidil Haram. Kalo mau dapet solat di dalem mesjid, harus
cepet-cepet. Kalo engga bisa dapetnya di luar. Setelah solat asar, ibu-ibu yang
lain pada pulang ke hotel. Aku engga, karena janjian sama ayah. Aku ajak ayah
ke Hilton samil nunggu waktu magrib. Pas menjelang waktu magrib, kami berencana
pengen solat di lantai atas mesjid dan ngeliat Ka’bah dari atas. Setelah susah
payah mencari tangga menuju ke atas, akhirnya ketemu juga. dari lantai 2,
pengennaik ke lantai 3 soalnya penasaran. Rasanya pengen ngeliat setiap sudut
mesjid ini secara lengkap dan satu per satu. Tapi tangga menuju lantai 3 itu
ditutup akhirnya kami pun solat di lantai 2. Sebelumnya kami juga penasaran
masuk ke ring Ka’bah yang baru dibikin itu cuma ga ketemu jalannya. Akhirnya
kami solat di lantai 2.
Setelah selesai solat kami pun cepet-cepet
langsung keluar mesjid dan menuju terminal. Tapi entah kenapa kami susah sekali
menemukan eskalator menuju terminal. Sekalinya nemu eskalator dan udah turun
malah itu menuju toilet pria. Ya ampuuun malu banget sayaaahhh -____-“
Di jalan sempet ketemu sama rombongan. Kami
nanya arah terminal dan mereka nunjukin. Mereka juga sempet beberapa kali
ngajak kami bareng hanya saja mereka masih nunggu temen. Karena udah laper
banget dan ngerasa cape, aku dan ayah memutuskan untuk pulang duluan dan ikutin
petunjuk arah dari mereka. Kami ikutin
petunjuk arah mereka tapi ko kami ga nemuin yaa. Akhirnya kami bolak balik
mungkin sampe 3 kali ga nemu-nemu. Malah pas lagi nyari terminal gitu, aku ketemu
sama orang Malaysia, yang sempet ngobrol sama aku pas di Mesjid Nabawi Madinah.
Yaa ampun, dia masih inget aku hehe dan aku ga nyangka aja, di tempat seluas
ini, dengan jutaan orang disini tapi kami tetap ketemu. Emang beenr ya kalo
Allah udah menakdirkan ketemu yaa mau gimana juga pasti akan mudah ketemu. Gitu
juga kalo kayaknya gampang tapi kalo Allah belum menakdirkan ketemu ya ga akan
ketemu.. Contohnya kayak kasus terminal ini hmm.. Well, akhirnya kami nemuin
eskalator menuju terminal. Lega rasanya. Beberapa menit berlalu, udah lama kami
nungguin tapi koo ga satupun bus yang lewat yaa.. yang ada hanya mobil pribadi
dan taksi. Pada kemana nih busnya, dan satu lagi, pada kemana rombongan yang
lain? Harusnya seengaknya kami ketemu dong secara terminal cuma ada satu dan
kami biasanya pulang di waktu yang bersamaan.. Ayah mulai curiga, jangan-jangan
bukan ini terminalnya tapi aku kekeuh kalo terminalnya pasti ini soalnya ga ada
terminal lain. Kami sampe jalan ke bagian depan terminal tapi tetep ga nemuin
bus atau rombongan yang lain. Akhirnya udah lamaa, baru deh ada 4 orang yang
satu rombongan kami. kemudian dua orang dari mereka bilang kalo ini adalah
terminal yang salah. Ini bukan terminalnya. Loh? aku jelas bingung. Ko bisa?
Setau aku hanya ada satu terminal tapi si bapak itu kekeuh bilang bukan ini
terminalnya. Dia begitu yakin karena kemarin juga dia ngalamin hal yang sama.
Udah nungguin lama ternyata busnya ga dateng-dateng ternyata dia salah terminal
dan nemuin terminal yang lain. Aku sama ayah antara percaya ga percaya juga
sih. Masa iya? Masalahnya si bapak itu juga gatau dimana letak terminal yang
satu lagi. Tapi kalo emang ada dua terminal, kenapa rasanya terminal ini
bentuknya sama banget kayak yang biasa? Tapi si bapak berusaha terus ngeyakinin
kami dan akhirnya kami semua ikut si bapak itu nyari terminal satu lagi. Kami
pun naik lagi ke atas, ke pelataran mesjid. Bolak balik hampir 5 kali,
bayangin, pelataran masjidil haram itu luas banget banget dan kami jalan dari
sisi satu ke sisi yang lain tetap belum nemuin juga. Lalu aku pun bepikir untuk
gabug sama rombongan yang pertama kali kami temuin tadi, yang ngajak kami
bareng, ternyata mereka udah ga ada. Logikanya kalo mereka ke terminal, pasti
tadi ketemu. Duh jadi nyesel tadi sompral pengen ke hotel duluan gegara laper
berat hahah. Kaki udah capeeee banget rasanya. Ini telapak udah kayak ga napak.
Kami pun nanya petugas mesjid, dari mulai petugas kebersihan, petugas keamanan
sampee petugas yang jagain WC,nanya dimana letak terminal bus. Dan mereka semua
nunjuk ke terminal yang tadi kami datengin, yang menurut bapak serombongan kami
itu adalah terminal yang salah. Kami bahkan memastikan nanya apakah ada dua
terminal atau ada terminal lain selain yang itu? Mereka bilang engga. Aneh
banget kaaannn? Astaghfirullah, banyak-banyak istighfar. Ini mungkin teguran
dari Allah, karena kami sudah sobong tadi gamau diajak bareng pulang sama
rombongan, mungkin karena kami terlalu pengen pulang cepet-cepet sampe lupa
zikir, mungkin kami terlalu sombong. Astaghfirullah, banyak-banyakin istighfar
dan baca doa Allahumma yassir walaa tuassir. Yaa Allah, mudahkan, jangan
dipersulit. Entah udah bolak balik yang keberapa akhirnya kami ketemu juga
terminalnya, terminal yang sebenarnya hahaha alhamdulillah yaa Allah.. disini
banyak ketemu sama rombongan yang lain, seneng banget rasanyaaa.. kami nyasar
nyari terminal mungkin 2 jam lebih dan itu jalan kaki. Wew banget yaah.
Sampe di hotel kelaperan banget akhirnya aku
makan dan langsung ngegelepak tidur.
------------------
Hari Keenam
Hari ini kami akan melaksanakan umroh yang kedua. Bagi sebagian orang meyakini hanya boleh melakukan umroh dalam satu waktu tapi travel yang aku pake ini berpendapat bahwa boleh lebih dari satu yang fungsinya untuk menyempurnakan umroh sebelumnya. Sebenarnya tidak ada yang salah atau benar dalam hal ini karena masing-masing pendapat punya dalil dan alasan kuat untuk beranggapan demikian. Aku dan ayah rencananya mau ambil miqat hari ini, rencananya kami akan ambil miqat di Ja’ronah. Tapi sebelumnya kami city tour dulu ke Jabal Tsur dan Jabal Rahmah. Jabal Tsur ini adalah tempat persembunyian Rasulullah.Untuk tempat ini kami hanya bisa melihat dari jauh aja karena tempatnya jauh di atas bukit dan ga memungkinkan bagi kami untuk naik. Jadi kami cuma foto-foto dari bawah dengan latar belakang bukit batu.
Hari ini kami akan melaksanakan umroh yang kedua. Bagi sebagian orang meyakini hanya boleh melakukan umroh dalam satu waktu tapi travel yang aku pake ini berpendapat bahwa boleh lebih dari satu yang fungsinya untuk menyempurnakan umroh sebelumnya. Sebenarnya tidak ada yang salah atau benar dalam hal ini karena masing-masing pendapat punya dalil dan alasan kuat untuk beranggapan demikian. Aku dan ayah rencananya mau ambil miqat hari ini, rencananya kami akan ambil miqat di Ja’ronah. Tapi sebelumnya kami city tour dulu ke Jabal Tsur dan Jabal Rahmah. Jabal Tsur ini adalah tempat persembunyian Rasulullah.Untuk tempat ini kami hanya bisa melihat dari jauh aja karena tempatnya jauh di atas bukit dan ga memungkinkan bagi kami untuk naik. Jadi kami cuma foto-foto dari bawah dengan latar belakang bukit batu.
Jabal rahmah ini adalah tempat bertemunya Nabi
Adam dan Hawa setelah keduanya dipindahkan Allah ke bumi. Tempat bertemunya
mereka itu kini dijadikan semacam monumen gitu. Bus berhenti dan kami boleh
naik ke atas. Aku naik ke atas sama ayah. Naik ke atas tuh susah yaa soalnya
batu-batunya tuh terjal dan licin gitu soalnya banyak tanah keringnya, jadi
harus ekstra hati-hati. Dan yang paling harus ekstra hati-hati disini adalah
sama orang yang nawarin foto. Serius, jangan sampe kita kasih mereka kesempatan
untuk difoto sama mereka. walaupun mereka nawarin maksa gimana juga pokoknya
bilang aja engga. Sekali engga tetep engga, jangan tergoda. Kenapa? Karena
sekali kita difoto itu biasanya mereka moto ga sekali doang tapi bisa
berkali-kali daaan kita harus nebus semua foto itu, gimana pun hasilnya mau
bagus atau engga dan biasanya harga yang mereka minta untuk satu fotonya cukup
fantastis. Pas aku sama ayah juga ada yang nawar-nawarin tapi dasar akunya
jutek jadi aku dengan keras bilang engga. Kasian ada temen satu bus aku, dia
sampe nangis gegara dipaksa sama orang ituu untuk nebus 10 foto dengan harga
wow, padahal awalnya dia cuma bersedia 1 jepret eh ini malah dijepret
berkali-kali -__-“
bersama Bu Entin dan Bu Etty di Jabal Tsur
ayah bersama Pak Sukandar dan Pak Amroni di jabal tsur
sama rombongan satu bis di jabal rahmah
Jabal Rahmah
Setelah dari Jabal Rahmah, kami langsung ke
Ji’ronah. Disini kami mengambil miqat dan berlakulah larangan ihram bagi kami.
Setelah selesai kami menuju Masjidil Haram untuk menjalankan ibadah umroh yang
kedua. Bismillah..
Suasana thawaf hari ini lebih padat dari
kemarin. Penuh. tapi gatau kenapa ya meskipun ini lebih rame dari kemaren tapi
aku barisan kami makin lama makin mendekati maqam Ibrahim, aku bisa ngeliat
sedikit bagian dalemnya meskipun ga keliatan banget karena penuhnya hha.
Alhamdulillah thawaf kali ini berjalan lancar. Setelah itu kami solat persis di
depan multazam, yaa Allahsemoga segala doa yang kupanjatkan di multazam ini
Engkau kabulkan, seperti janjiMu. Aamiin :) setelah solat,
kami sa’i dan setelah itu tahallul. Prosesnya masih sama hanya saja jujur kondisi
badan tidak se fit kemarin, mungkin karena udah kecapean kali yaa hehe soalnya
siangnya kemana-mana dulu. Habis sa’i waktu masih menunjukkan jam setengah 6
kurang. Banyak yang pulang ke hotel, tapi aku dan beberapa orang niatnya mau
nunggu magrib sekalian di mesjid aja. Kagok cape dan sayang kalo ngelewatin
kesempatan solat disini. Tapi sebenarnya aku agak ga nyaman juga sama
tempatnya, soalnya kami di tempat sa’i pas di Marwah yang penuh orang yang lalu
lalang sa’i ditambah lagi posisinya yang ga strategis dan di depan kipas agin
gede banget. Udah ngerasa ga enak body nih tapi mau pindah ke mesjid bagian
dalem yang agak nyaman buat nunggu solat tapi ga jadi. Akhirnya selama hampir
sejam kami nunggu disana dan habis magrib, aku sama ayah langsung misah dari
rombongan. Kami mau ngelilingin mesjid dulu, kalo nemu sih pengen naik ke ring.
Masih penasaran hahaha.
Badan udah cape banget sebenarnya, ditambah
tenggorokan udah mulai ga enak. Mungkin kecapean ya. Tapi aku dan ayah maksain
diri, soalnya besok tuh udah thawaf wada’ dan itu artinya thawaf perpisahan.
Sedih yaa, asa sebentar banget disini tuh. Rasanya baru kemaren tapi besok udah
thawaf wada’ aja huhuhu. Jadi sebelum thawaf wada’ besok, aku sama ayah pengen
menjelajah masjidil haram ini, meskipun ga mungkin menjelajah ke setiap
sudutnya hanya dalam satu malam.
palataran masjidil haram, Mekkah
Aku dan ayah naik ke lantai 2. Disitu banyak
orang yang pake kursi roda lalu lalang ke arah yang sama. Aku curiga mereka ke
ring karena memang sebenarnya ring itu dibuat untuk orang yang berkursi roda
atau sudah tua, jadi ga terlalu berdesakan di bawah. Aku cape dan aku tau ayah
cape tapi beliau memaksakan. Akhirnya aku tanya-tanya ke orang pake bahasa
seadanya, alias bahasa tarzan karena aku ga ngerti bahasa mereka dan mereka ga
ngerti bahasa aku haha. Akhirnya aku dan ayah ngikutin orang-orang yang
berkursi roda itu dan kami pun nemuin pintu masuk menuju ring. Tapi
antriannyaaa panjaaaaang banget. akhirnya aku dan ayah memutuskan untuk ke
mesjid karena sebentar lagi azan isya. Pas sebelum masuk mesjid, ayah ke toilet
dulu. Karena toilet laki-laki ada di bawah dan harus turun ekslator dulu jadi
aku nunggu di atas, depan eskalator. Ayah lama banget, kayaknya ngantri banget
di bawah. Aku diliatin sama orang-orang disana (bukan GR loh ya, tapi kayaknya
emang ga ada wanita yang berdiri-diri di depan pintu masuk toilet pria). Mau
pergi jauh dari situ takut kepisah sama ayah, secara aku gatau ini tuh di sudut
mana mesjid, bingung. Akhirnya aku cuek bebek aja. Eh ga lama, dateng petugas
mesjid, cowo dan dia negur aku nyuruh aku pake segera masuk ke dalem mesjid
karena bentar lagi azan. Aku nolak dan nunjukin dua tas yang aku bawa,
menandakan kalo aku lagi nunggu orang yang lagi di toilet. Akhirnya dia ngalah
dan pergi hehe.
Singkat cerita sampailah kami di hotel,
setelah makan kami tertidur sangat pulas.
--------------------to be continued
--------------------to be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar